Ambisi Manusia

HomeBlogAmbisi Manusia

Surat Gembala, 15 Januari 2017

Saudara-Ku,
Kamu melihat gejolak politik di negeri ini yang tidak bertambah baik, tetapi semakin buruk dan memalukan. Banyak tokoh-tokoh yang mengatasnamakan kepentingan rakyat dalam menyelenggarakan kegiatan politiknya, mengaku sebagai pejuang-pejuang, padahal mereka mengingini kekuasaan, sebab di balik kekuasaan ada uang, kehormatan dan nama besar. Ada juga kelompok-kelompok yang menggunakan lebel-lebel mencintai bangsa dan negara, demi keutuhan NKRI dan kepentingan masyarakat luas serta masa depan yang baik, padahal mereka hanya mencari keuntungan bagi kelompok mereka sendiri dan uang yang dapat mereka raih serta kehormatan. Hal ini sungguh-sungguh menjijikkan. Kamu jangan ikut terlibat di dalamnya.

Rusaknya moral manusia sudah terlalu parah, sudah sangat sedikit orang yang pantas disebut sebagai pejuang bagi sesamanya. Sangat menyedihkan, justru orang-orang yang baik di negeri ini sering dicela, diserang dengan segala cara dan dihambat dalam menjalankan tugasnya, padahal mereka tulus hendak memperbaiki keadaan bangsa ini. Jumlah mereka yang tulus di negeri ini dari berbagai kelompok politik dan agama sedikit. Tetapi selalu Aku sisakan untuk ikut mengawal pekerjaan-Ku.

Aku mengingatkan kamu, supaya kamu berhati-hati memilih pemimpin. Hati-hati terhadap mereka yang mengaku pejuang-pejuang di Republik ini, tetapi sebenarnya mereka adalah monster-monster pemangsa yang sangat licik dan jahat. Kalau kamu tidak dapat mengenali pemimpin tertingginya, kamu dapat mengenali orang-orang di sekitarnya, yang mana dapat menjadi cermin dari keadaan pemimpin tertingginya. Kamu dapat membaca koran, melihat TV dan berbagai media, bagaimana orang-orang itu memberi pernyataan-pernyataan. Kalau kamu berdoa minta petunjuk-Ku, Aku akan menunjukkan siapa sebenarnya mereka. Begitu liciknya orang-orang itu sehingga banyak orang yang tertipu dan masyarakat yang tulus terperdaya oleh mulut manis dan omong besar mereka. Rakyat kecil menjadi korban keganasan angkara murka dan keserakahan mereka.

Untuk mengenali kejahatan mereka, kamu juga dapat melihat dari sikap mereka terhadap pemerintahan yang sedang berlangsung atau digelar hari ini. Apakah mereka mengkritisi pemerintah dengan kasih dan tulus demi kemajuan atau hanya untuk mencela, agar masyarakat di pemilihan pemimpin ke depan tidak memilih pemimpin yang sama? Apakah mereka membawa kedamaian atau kegaduhan?

Tidak ada pemerintahan dunia yang sempurna, tetapi Aku memberikan Firman-Ku bahwa pemerintah yang sedang berlangsung harus ditaati. Kalau orang-orang yang duduk di pemerintahan tidak sungguh-sungguh menempatkan diri sebagai hamba-Ku yang melindungi masyarakat, maka Aku yang akan menuntut balas. Aku yang akan berurusan dengan mereka. Tetapi bagianmu sekarang ini adalah taat atau tunduk. Mereka yang selalu membuat gaduh pemerintah ini adalah orang-orang jahat. Sehingga negeri ini, jangankan maju dan berkembang, pulih dari krisis pun tidak pernah. Kalau sudah demikian, maka yang menjadi korban adalah rakyat kecil yang tidak berdaya. Aku juga mengasihi mereka.

Kamu harus memberi kesempatan kepada pemerintah sekarang untuk membenahi negeri ini, karena sesuai Firman-Ku, tidak ada pemerintahan yang tidak berasal dari pada-Ku. Kamu harus mendukung dan mendoakan negeri ini demi kemuliaan-Ku. Umat-Ku tidak boleh membuah gaduh negerinya, tidak menjadi teroris, tidak menjadi pelanggar hukum, tidak memaksakan kehendak apalagi memaksakan imanmu kepada teman sebangsamu yang tidak seiman. Kamu tidak boleh membela-Ku dengan cara yang tidak bermartabat. Kamu cukup menjadi saksi-Ku, sehingga bangsa ini mengetahui bahwa orang percaya berwatak agung seperti Tuhannya. Dari hal ini mereka mengenal siapa dan apa sebenarnya kebenaran itu.

Kegaduhan negeri ini akan menjadi celah dan kesempatan orang-orang yang mau memaksakan kehendaknya demi kepentingan kelompoknya sendiri, melakukan aksi dan kegiatannya. Negara dan pemerintah yang rapuh memberi peluang kekuatan-kekuatan yang menentang-Ku bergerak untuk membuat kerusakan yang semakin besar demi kepentingan orang-orang yang dirasuki roh Lusifer. Memang dari dulu Lusifer tidak menyukai Aku. Lusifer dan semua kekuatannya akan berusaha menghambat pekerjaan-Ku dengan segala cara, dari cara halus sampai cara kasar. Kamu harus berhati-hati terhadap mereka yang tidak punya malu, karena memang sangat bodoh dan tidak bernurani manusia yang berakal sehat, menggunakan alasan demi bangsa dan negara padahal untuk kepentingan golongan mereka sendiri dan uang. Di atas semua ini, tetaplah tenang, sebab semua ada dalam kontrol dan kendali Bapa di surga. Aku beserta kamu senantiasa sampai akhir zaman.

Aku yang selalu mengasihimu,
Saudara Sulungmu

Image

 

Written by

The author didnt add any Information to his profile yet

One thought on “Ambisi Manusia

  1. Pak Eras, kenapa Bapak menulis nama “Saudara Sulungmu” di salam terakhir? Bukankah Saudara Sulung kita adalah Tuhan Yesus? Apa Tuhan Yesus yang menulis Tulisan ini? MInta tolong di jelaskan. Terimakasih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *