Surat Gembala, 10 Januari 2016
Sering orang berbicara mengenai memuliakan Tuhan, tetapi banyak diantara mereka sebenarnya tidak tahu apa yang dimaksud dengan memuliakan Tuhan itu. Banyak orang berpendapat bahwa dengan menyanyikan lagu-lagu rohani di gereja sudah dianggap sebagai memuliakan Tuhan. Padahal menyanyikan lagu rohani bukan berarti sudah memuliakan Tuhan. Lalu apa yang dimaksud memuliakan Tuhan dan bagaimanakah kita dapat memuliakan Tuhan?
Dalam bahasa Indonesia, kata memuliakan berasal dari kata mulia. Mulia artinya sesuatu yang benilai tinggi. Kata mulia ini sama pengertiannya dengan agung, luhur dan terhormat. Hal ini merupakan sikap hati bukan sekedar nyanyian. Bukan hanya perkataan mulut. Bisa saja mulutnya memuliakan Tuhan, tetapi hatinya tidak. Bangsa Israel mempunyai kebiasaan memuliakan Tuhan dengan mulutnya, tetapi hatinya tidak (Luk.15:8). Tuhan mengecam keras hal ini (Mat.23:25-27). Banyak orang Kristen yang merasa cukup puas bila dapat menyanyikan beberapa lagu rohani atau mengucapkan beberapa kata yang berisi pemujaan kepada Allah. Dengan melakukan hal itu mereka merasa sudah memuliakan Tuhan dengan benar. Tanpa disadari mereka seperti orang-orang Farisi, tokoh-tokoh agama Yahudi yang munafik. Mereka pikir yang penting telah mengucapkan kata-kata yang indah dan baik yang ditujukan kepada Tuhan. Padahal hati mereka tidak memuliakan Tuhan. Sebenarnya mereka belum memuliakan Tuhan, tetapi sedang “asyik-masyuk” sendiri. mereka memuiakan Tuhan hanya dengan mulutnya saja, tetapi hatinya tidak. Ini namanya munafik. Tuhan berkata kepada orang munafik: celakalah kamu hai orang munafik (Mat.23:25-27). Hal ini adalah cara-cara keberagamaan pada umumnya. Ingat, kekristenan bukanlah suatu agama tetapi cara atau jalan hidup seperti yang telah diperagakan oleh Tuhan Yesus, dan kita dipanggil untuk melakukan sama seperti yang Ia teladankan (1Pet.2:21-25).
Memuliakan Tuhan yang semestinya adalah melalui seluruh atau segenap hidup kita disetiap tempat dimana kita berada dan disepanjang waktu hidup kita ini. Itulah sebabnya Alkitab mengatakan agar kita memuliakan Tuhan dengan beberapa hal: pertama, tubuh kita (1Kor.6:19-20). Ini brarti segenap hidup harus diserahkan bagi Tuhan (Rom.12:1). Kedua, harta kita (Ams.3:9). Ketiga, dengan seluruh perbuatan kita (1Kor.10:31). Ini termasuk waktu, bakat atau talenta, perasaan dan lain sebagainya. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk memuliakan Tuhan: pertama, kita harus bertumbuh dalampengenalan akan Tuhan (2Pet.3:18). Ingat kalimat ini: tak kenal maka tak sayang. Bila tak sayang berarti juga tidak menghargai. Dengan lebih mengenal Tuhan kita akan lebih menghargai Tuhan. Dengan menghargai Tuhan maka kita akan memberi nilai tinggi Tuhan, menganggapnya paling terhormat, paling luhur dan agung. Paulus setelah mengenal Tuhan, maka ia dapat menghargai Tuhan dengan benar (Fil.3:7-8).
Kedua, kita harus berani menurunkan nilai segala sesuatu dalam hidup kita. Orang –orang yang masih memberi menilai harta, pangkat, gelar, harga diri dan lain sebagainya lebih dari Tuhan tidak akan dapat memuliakan Tuhan (Fil.3:7-8). Ketiga, mengisi hari-hari hidup ini dengan bergaul bersama Tuhan melalui pembacaan firman Tuhan dan berdoa setiap saat. Keempat, kita harus menuruti segala kehendak-Nya atau melakukan firman-Nya. Orang yang melakukan kehendak Tuhan adalah orang yang hidupnya bersih. Ia tidak mengotori dirinya dengan dosa dan kenajisan (1Kor.6:20). Kelima, memercayai Tuhan dalam segala keadaan. Banyak masalah yang harus kita hadapi yang tidak kelihatan jalan keluarnya. Satu hal yang perlu kita lakukan yaitu, memercayai Tuhan. Dengan cara demikian, maka hidup kita akan memuliakan Tuhan. Amin.
” Memuliakan Tuhan yang semestinya adalah melalui seluruh atau segenap hidup kita disetiap tempat dimana kita berada dan disepanjang waktu hidup kita ini…”
amin, tapi izinkan sy koreksi di kalimat: “Bangsa Israel mempunyai kebiasaan memuliakan Tuhan dengan mulutnya, tetapi hatinya tidak (Luk. 15:8)”.. mungkin seharusnya ayatnya di Matius 15:8 bukan di Lukas.” terimakasih, Tuhan Yesus Memberkati