Kebutuhan adalah aspek psikologi yang menggerakan makhluk hidup dalam beraktivitas dan menjadi dasar untuk berusaha. Standar kebutuhan hidup manusia adalah cukup pangan, sandang dan papan. Pemenuhan terhadap ketiga hal tersebut adalah sebuah kewajaran, tetapi jika ketiga hal itu dipenuhi atas dasar selera maka kebutuhan bergeser menjadi sebuah keinginan. Makan adalah kebutuhan, tetapi jika makan harus enak itu adalah keinginan demikian halnya dengan kebutuhan sandang dan papan. Kebutuhan akan bergerak sesuai dengan penalaran, tetapi keinginan bergerak dan mematikan penalaran. Ketika kebutuhan bergeser menjadi sebuah keinginan maka yang terjadi adalah perasaan akan mendominasi logika dan perasaan akan menjadi leader dalam pengambilan keputusan.
Ketika seseorang telah mencapai satu keinginan maka akan memancing keinginan yang lain terus bermunculan,
jika sudah demikian yang terjadi adalah seseorang akan diseret, dipikat sampai tidak bisa keluar dari situasi ini. Situasi ini jangan dipandang remeh! Dalam keadaan seperti ini dosa mengambil peran untuk membuahinya sampai melahirkan maut (Yak 1:14-15). Keinginan dan dosa bagaikan pertemuan antara indung telur dan sel sperma yang mengalami pembuahan sampai melahirkan seorang bayi. Paulus berkata, ”karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi…”, (Kol 3:5). Apa yang dikatakan Paulus ini berkaitan dengan hawa nafsu percintaan dengan dunia dan ini harus dimatikan agar tidak dibuahi oleh dosa dan tidak melahirkan maut. Tuhan tidak menghendaki seorang pun binasa, dan Tuhan tahu bahwa keinginan manusia menggiring kepada kebinasaan, oleh karena itu Tuhan memperingatkan, “barang siapa mempertahankan nyawanya maka ia akan kehilangan nyawanya,” (Mat 10:39). Kata kehilangan dalam teks Yunani menggunakan ?????????? = apollumi yang dalam bahasa inggris diartikan to destroy fully dan dapat diartikan menghancurkan sama sekali. Jika di dunia ini kita mengumbar kepuasan jiwa (Yun. ????? = psuche?; pikiran, perasaan dan kehendak) maka sama halnya dengan menghancurkan sama sekali akan kehidupan kekal kita.
Kebutuhan kita yang sebenarnya adalah Tuhan, bukan pangan, sandang dan papan. Kalaupun ketiga itu harus ada, hendaknya cukup dijadikan sarana untuk mendukung efektifitas kita dalam memburu Tuhan, bukan sebagai fokus pencarian kita. Oleh karena itu jangan sampai pencarian akan ketiga hal tersebut membelenggu kita dalam memburu Tuhan yang di dalamnya terkandung nasib kekal kita. Amin – Solagracia –
Berita Terbaru