Surat Gembala, 20 Agustus 2017
Saudaraku,
Beberapa tahun lampau pernah ada film mengenai akhir zaman berjudul “2012” -yang disutradarai oleh Roland Emmerich dan didistribusikan oleh Columbia Pictures- yang ditayangkan di bioskop-bioskop. Ternyata film semacam itu menarik perhatian banyak orang, sehingga film ini terbilang sangat sukses. Dengan modal sekitar US$ 200 juta, film ini meraup US$ 235 juta hanya dalam satu akhir minggu ketika film tersebut diputar pertama kali. Banyak hal yang layak dipikirkan dan sungguh-sungguh direnungkan ketika menonton film-film semacam itu. Tentu dengan pikiran yang positif dan diterangi kebenaran Injil oleh pimpinan Roh Kudus, agar kita dapat membangun sikap berjaga-jaga yang patut.
Di tengah-tengah dunia yang semakin sukar ini banyak manusia tidak memikirkan sesamanya, bahkan pemerintah-pemerintah di planet ini tidak sungguh-sungguh berusaha menyelamatkan rakyatnya yang jumlahnya yang sangat besar. Mengapa akhirnya mereka tidak banyak berbuat apa-apa, selain sibuk untuk mencari selamat sendiri? Tidak sedikit negara yang para tokoh serta pemimpinnya sibuk berebut kedudukan. Sehingga negara itu tidak pernah tenang. Pihak yang kalah selalu membuat gaduh sehingga mengganggu jalannya pemerintahan yang sedang berlangsung. Hal itu dimaksudkan agar dalam pemilihan pemimpin di kemudian hari mereka dapat menggantikannya.
Sekarang ini ada pemimpin-pemimpin negara, seperti Presiden Donald Trump dan Presiden Kim Jung-Un, yang tidak dapat menahan diri dan mulutnya dari perkataan yang tidak perlu, sehingga bisa mengakibatkan perang besar antar dua negara, yang juga bisa menyeret banyak negara bahkan bisa terjadinya perang dunia ke-3. Manusia sudah menjadi semakin jahat. Di negara kita ini juga tidak pernah rasanya ada ketenangan. Konflik antar para tokoh tidak pernah surut. Perang mulut dan sindiran di media selalu menjadi bahan percakapan masyarakat. Sementara pemerintah sedang berusaha membangun, tetapi ada saja pihak-pihak yang selalu membuat gaduh. Mereka yang membuat gaduh pada dasarnya jahat, karena tidak memikirkan nasib banyak orang di negeri ini.
Saudaraku,
Kalau melihat keadaan dunia hari ini, seperti pemanasan global dan polusi yang makin parah, populasi manusia yang tumbuh tidak terbendung, ditambah dengan abainya para politisi terhadap kesejahteraan rakyat, maka keadaan dunia ini seharusnya menjadi bahan renungan kita: Apakah kita akan meneruskan cara hidup seperti manusia pada umumnya, yaitu mengejar pemuasan kebutuhan duniawi belaka, atau memilih untuk mempersiapkan diri menyongsong langit baru dan bumi yang baru? Selanjutnya juga berusaha untuk menuruti Firman Tuhan guna menjaga hati kita agar tidak sarat dengan pesta pora, kemabukan dan kepentingan-kepentingan duniawi, seperti yang diingatkan dalam Firman Tuhan? Harus diingat bahwa bagi orang yang tidak berjaga-jaga, maka hari kedatangan Tuhan akan menjadi sesuatu yang tiba-tiba menjerat atau menjebak.
Kalau seseorang tidak berjaga-jaga, maka ia akan terus berada di dalam belenggu percintaan dunia, sehingga sekalipun ada peringatan-peringatan melalui film, fenomena perkembangan politik dan berbagai tanda alam, ia tetap tidak memiliki kesadaran untuk mempersiapkan diri memasuki kekekalan. Tuhan Yesus sudah mengungkapkan tanda-tandanya dengan sangat jelas. Banyak orang tidak lagi terkejut mendengar berita peperangan dan pemberontakan, dan berbagai berita tanda alam seperti tsunami, gempa bumi yang dahsyat dan tanda zaman lainnya. Mereka berpikir bahwa semua akan berlangsung kembali dengan baik, semua akan aman-aman saja nanti. Oleh karena hal ini, maka banyak orang tidak lagi memiliki sikap berjaga-jaga, di dalamnya termasuk banyak orang Kristen. Kita tidak boleh terbawa dalam suasana ceroboh sebagaimana manusia di sekitar kita. Tuhan Yesus sudah mengingatkan bahwa di hari-hari terakhir banyak manusia sibuk dengan segala kegiatan sampai tidak menyadari tiba-tiba dunia berakhir. Berjaga-jagalah!
Dari saudaramu,
Erastus
Berita Terbaru