Surat Gembala, 01 Oktober 2017
Saudaraku,
Tidak sedikit orang Kristen yang hidupnya ada di bawah pengaturan diri sendiri. Sebenarnya orang seperti ini tanpa sadar telah disesatkan oleh roh jahat, sehingga mereka tidak mengalami rencana Allah yang harus digenapi dalam hidup mereka. Ada gereja hadir dengan segudang program yang tidak dikonfirmasikan dengan Allah. Ternyata mendengar suara Tuhan sudah diganti oleh sistem lain yang dianggap lebih canggih, yaitu pola kerja hasil karya rasio manusia.
Dalam kehidupan pribadi, tidak banyak orang yang mendiskusikan rencana, cita-cita dan keinginan hatinya dengan Tuhan. Banyak orang berjalan sesuai dengan selera, perhitungan dan keinginannya sendiri. Memang kita tidak selalu bertanya apa yang harus kita lakukan. Tetapi seseorang yang mengerti kebenaran Firman Tuhan dan berhasrat dengan sungguh-sungguh mau menyenangkan hati Tuhan, pasti memiliki kepekaan untuk membedakan apakah suatu yang dilakukan sesuai kehendak-Nya atau tidak. Yang membuat kita sulit mengerti kehendak Tuhan adalah karena kita telah memplot apa yang kita ingini. Semakin memplot apa yang kita ingini, maka sesungguhnya makin sulit menangkap atau makin bingung mengerti kehendak Tuhan. Tetapi semakin seseorang memiliki kesediaan menyerah kepada kehendak Tuhan dan berkerinduan menyenangkan hati-Nya, semakin ia peka mengerti apa yang Tuhan kehendaki.
Saudaraku,
Rupanya mendengar suara Tuhan untuk mohon pimpinan-Nya dianggap mustahil, rumit dan tidak berlaku lagi di zaman kita sekarang. Suara Tuhan sudah dianggap mati, padahal Tuhan akan menunjukkan jalan-jalan-Nya. Menurut pemikiran kebanyakan orang modern sekarang ini, pikiran manusialah yang utama dan manusia itu sendiri yang berhak bertindak sesukanya. Berkenaan dengan hal ini, Yakobus menasihati kita agar kita tidak melupakan Tuhan dalam setiap perencanaan. Oleh sebab itu setiap rencana kita harus dimulai dengan kalimat: Bila Tuhan menghendakinya.
Seorang yang telah hidup baru dalam Tuhan ditandai dengan hidup dalam penurutan terhadap kehendak Tuhan Yesus. Tuhan Yesus sebagai gembala yang baik menuntun kita dalam segala hal, supaya kita menikmati damai sejahtera dan berkat-Nya. Iblislah yang mengacau keadaan agar manusia tidak mengerti apa yang direncanakan-Nya. Ia terus menerus membujuk orang percaya untuk tidak melibatkan Tuhan dalam seluruh gerak hidup ini. Banyak pertimbangan yang muncul dalam benak orang Kristen yang bukan berasal dari Allah. Kalau sudah demikian, itu berarti ia ada dalam kepemilikan Iblis. Ketidaktepatan ini memiliki resiko yang berat. Oleh sebab itu anak-anak Tuhan dalam menyusun rencana, harus dalam pimpinan Tuhan.
Saudaraku,
Ada kebiasaan orang datang kepada Tuhan untuk supaya Tuhan memberkati rencananya. Ini sama dengan minta legitimasi (pengesahan), tanpa terlebih dahulu mohon konfirmasi (persetujuan). Ini adalah sikap mengatur Tuhan. Kita harus melangkah dengan membawa setiap persoalan kepada Tuhan dan menanti dengan tekun dan sabar petunjuk dan pimpinan-Nya. Allah akan sangat menghargai kesediaan kita untuk memohon pimpinan-Nya. Allah pasti bertindak menuntun langkah kita dan menunjukkan kepada kita apa yang membahayakan hidup kita sekarang. Latihan demi latihan untuk menangkap dan menemukan pimpinan-Nya membuat kita semakin peka, sehingga kita dalam segala hal dapat berjalan menurut pimpinan-Nya. Sampai taraf ini kita sungguh sudah menjadi tawanan Roh. Untuk itu mulai sekarang kita harus mulai mempercakapkan apa yang terjadi dalam hidup kita, rencana-rencana, kerinduan, keinginan dan segala hal dalam hidup ini dengan Tuhan. Inilah yang disebut sebagai hidup di hadirat Tuhan.
Kita harus belajar memperlakukan Allah sebagai Allah yang riil. Ia Allah yang lebih nyata dari apa yang dapat kita lihat dan sentuh. Ia tidak berubah. Sebagaimana tokoh-tokoh iman dalam Alkitab begitu karib dengan Allah dan menerima pimpinan-Nya secara konkret, maka kita pun dapat mengalaminya. Kebiasaan ini akan membuat kita tidak akan melangkah tanpa doa, tanpa mohon pimpinan Tuhan. Sehingga kita jadi terbiasa bergaul dengan Allah. Kehidupan seperti ini indah tiada taranya.
Dari saudaramu,
Erastus Sabdono
Berita Terbaru