Demi keselamatan agar dapat terwujud dalam kehidupan orang Kristen, gereja dan pelayanan tidak boleh menjadi bisnis untuk suatu keuntungan dalam bentuk apapun, kecuali mengubah cara berpikir jemaat agar terbuka terhadap kebenaran dan dapat diselamatkan. Tuhan Yesus mengatakan bahwa kebenaran itulah yang akan memerdekakan (Yoh. 8:31-32). Kemerdekaan di sini adalah kemerdekaan dari percintaan kepada dunia. Dalam hal ini diingatkan bahwa seorang yang menjadi rohaniwan belum tentu sudah merdeka dari percintaan dunia. Padahal percintaan dunia adalah perselingkuhan dengan dunia. Percintaan dunia artinya masih ingin hidup wajar seperti manusia lain, bahkan kalau bisa melebihi mereka dalam harta dan kehormatan.
Orang-orang seperti ini mencari tempatnya di mata manusia lain di bumi tetapi tidak mencari tempatnya di hati Tuhan. Baginya mencari tempat di hati Tuhan adalah abstrak, bukan realitas hidup hari ini. Padahal Tuhan Yesus sendiri yang berkata: Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hati, jiwa dan akal budi. Dengan penjelasan lain, Tuhan Yesus menghendaki agar orang percaya menemukan tempatnya di hati Tuhan, sebab kalau seseorang mengasihi Tuhan dengan cara demikian berarti ia menjadikan Tuhan sebagai kekasih hatinya. Setiap orang yang menjadikan Tuhan kekasih hatinya pasti menjadi kekasih Tuhan. Menjadi kekasih Tuhan inilah yang harus diusahakan lebih dari mengusahakan segala hal. Inilah aspek lain dari keselamatan yaitu menjadi jemaat sebagai mempelai wanita-Nya dan Kristus sebagai mempelai prianya. Pertemuan antara dua pihak ini akan terjadi di suatu acara yang Alkitab katakan sebagai “pesta Anak Domba”.
Ciri dari orang percaya yang menjadi mempelai Tuhan Yesus adalah sangat merindukan perjumpaan itu.
Jadi, dapat ditegaskan bahwa orang yang merdeka dari percintaan dunia berarti tidak memberhalakan sesuatu atau tidak selingkuh terhadap Tuhan. Kemerdekaan itulah yang membuat seseorang dapat membangun hubungan batin atau hati dengan Allah. Selama ada perselingkuhan maka seseorang tidak akan mendapat tempat di hati Tuhan, sebab Tuhan pun tidak mendapat tempat yang pantas dalam hidupnya. Orang-orang seperti ini tidak akan dapat menjadi mempelai Tuhan. Inilah yang ditakutkan Paulus, pikiran jemaat disesatkan dari kesetiaan yang sejati kepada Kristus, seperti Hawa yang diperdaya oleh ular (2Kor. 11:2-4). Dengan demikian jelaslah bahwa orang yang ada dalam percintaan dengan dunia, sama seperti manusia pertama yang memetik buah yang dilarang oleh Allah. Hal itu jangan sampai kita lakukan. Kesempatan untuk hidup hanya satu kali. Seharusnya kita memetik buah pohon kehidupan yang di dalamnya berisi kebenaran Firman Tuhan yang akan memerdekakan dan menyelamatkan. -Solagracia-
Berita Terbaru