Harga dan Nilai Jiwa

HomeBlogHarga dan Nilai Jiwa

Surat Gembala, 5 Juni 2016

Allah adalah pribadi yang sangat adil, tetapi Allah juga memiliki kasih yang kedalamannya tak terselami oleh siapa pun. Penciptaan manusia bukanlah ide sesaat tanpa perencenaan dan tujuan yang jelas dan pasti. Pada mulanya manusia diciptakan hanya untuk beribadah kepada Dia saja. Di dalam Kejadian 2:15, terdapat kata, ‘mengusahakan’, yang dalam bahasa Ibraninya digunakan kata, ????? ??? ? , ?âbad. Kata ?âbad, memiliki arti diantaranya, melayani, mendandani, diperbudak dan masih banyak lagi. Dari kata tersebut muncul kata ‘ibadah’ seperti yang sering kita dengar dan gunakan selama ini bertalian dengan kegiatan peribadatan agama atau liturgi. Jadi, sebenarnya manusia diciptakan hanya untuk mengabdi kepada Allah melalui bidang kerja masing-masing. Jagat raya yang sedemikian luas baik fisik maupun metafisik, memerlukan kecerdasan bukan saja secara pikiran tetapi juga kecerdasan roh. Untuk hal ini, Allah telah melengkapinya sejak awal penciptaan (tselem dan demuth).

Sedemikian hebatnya Allah melepaskan kemuliaan-Nya. Inilah yang dikalimatkan oleh Yakobus, “Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan cemburu!” (Yakubus 4:5). Dari penjelasan di atas, dapat kita pahami betapa Allah menghendaki semua manusia dapat kembali kepada Dia yang menciptakan. Betapa dalamnya hubungan batin Allah dengan manusia. Jika demikian, mungkinkah Allah membeda-bedakan manusia? Tentu jawabnya tidak, karena jika hal itu yang Ia lakukan, betapa Allah melukai diri-Nya sendiri.

 

Kejatuhan Adam ke dalam dosa, tidak serta merta mengubah keadilan dan kasih-Nya kepada manusia. Ia sendiri yang mencari dan menjemput manusia dengan nyawa Anak Tunggal-Nya. Allah tidak hanya mencari dan menyelamatkan sebagian orang, tetapi semua orang yang pernah Ia ciptakan mulai dari Adam sampai manusia terakhir kelak. Seluruh dosa manusia yang pernah Ia ciptakan telah Ia hapus dan angkat (hukum maut) dalam karya yang besar di atas kayu salib. Oleh sebab itu, betapa berharganya manusia di hadapan Allah.

Jika Allah saja memiliki kerinduan untuk menyelamatkan orang-orang Niniwe (non Yahudi) yang tidak tahu membedakan tangan kanan atau tangan kiri, apakah Allah yang sama tidak juga rindu menyelamatkan orang yang di luar Kristen? Mereka semua juga berasal dari Allah yang sama?

Itulah tugas yang harus kita kerjakan juga. Oleh sebab itu, raih dan kenakanlah kasih Kristus dalam diri kita, sehingga pada akhirnya kita dapat memiliki cara pandang Allah bagi sesama. Amin.

“Allah tidak hanya mencari dan menyelamatkan sebagian manusia, tetapi semua manusia yang pernah Ia ciptakan.”

Written by

The author didnt add any Information to his profile yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *