Hidup Adalah Perjuangan

HomeInspirationalDevotionalHidup Adalah Perjuangan

Jika ada orang berpendapat bahwa hidup ini seperti mimpi maka bisa dikatakan ada benar dan ada salahnya juga. Benarnya adalah bahwa pada suatu saat nanti kita akan membuktikan bahwa beberapa tahun hidup di dunia ini ternyata hanya seperti jentikan ibu jari saja jika dibandingkan dengan kekekalan. Sebab hidup yang sesungguhnya ada di belakang langit biru bukan di bumi dan bukan hari ini. Salahnya, hidup ini bukan mimpi jika dilihat dari isi hidup itu. Hidup itu nyata bukan mimpi atau panggung sandiwara. Dengan demikian hidup harus dimaknai sebagai perjuangan selayaknya seorang atlit yang sedang bertanding dalam sebuah gelanggang.

Perjuangan disini membutuhkan kesungguhan, ketekunan, dan semangat bertanding yang tinggi. Tetapi kita harus ingat bahwa perjuangan kita bukanlah perjuangan untuk meningkatkan status sosial, usaha memperoleh hidup layak, dan usaha untuk memperoleh penghargaan dari manusia. Walaupun menurut pandangan umum seseorang akan lebih dihargai dan dihormati apabila secara ekonomi termasuk jajaran golongan kelas atas. Tetapi tidak demikian dengan Tuhan, sebab Dia tidak pandang bulu. Keberkenanan-Nya kepada kita tidak ditentukan oleh status dan ekonomi kita. Hal penting yang menjadi catatan kita semua adalah bahwa perjuangan yang sesungguhnya sebagai orang percaya adalah bagaimana memiliki moral Allah dan menolong orang lain untuk menjadi seperti Yesus.

Janganlah membuat hidup ini seperti mimpi indah tetapi jadikan perjuangan. Sebab segala yang kita perbuat selama di dunia ini mempunyai dampak kekal.

Tuhan tidak saja mengajarkan kita untuk berbuat baik tetapi lebih dari itu, Ia mengajarkan kepada kita untuk mengerjakan apa yang sempurna. Kesempurnaan disini maksudnya adalah ketika seseorang sampai kepada moral Bapa, bukan moral umum seperti yang dipahami oleh kebanyakan orang. Moral Bapa yang dimaksud adalah melakukan segala sesuatu yang dikehendaki oleh Bapa. Seperti yang telah dikerjakan oleh Guru Besar kita Yang Mulia Tuhan Yesus Kristus.

Inilah cara Allah menyatakan cinta-Nya kepada kita. Ibarat orang tua yang baik mereka pasti memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Pendidikan yang baik kadang-kadang justru membawa anak-anaknya ke dalam kesulitan. Seperti menempatkan di sekolah yang menegakkan disiplin dan segudang tugas-tugas sekolah. Belum lagi dengan daftar tugas harian di rumah yang juga harus dikerjakan setiap hari. Hal ini bisa saja disalah pahami tetapi bagi anak-anak yang baik akan memahami bahwa inilah cara orang tua mengungkapkan rasa sayangnya.

Jika seseorang tidak berjuang secara benar maka hidup ini akan menjadi mimpi indah. Khususnya bagi sebagian orang yang beruntung dan berkesempatan menikmati gemerlapnya dunia ini. Tanpa disadari gemerlapnya dunia ini menjadi candu yang mengikat hidupnya atau menurut pemazmur sebagai tempat yang licin (Maz 73:18). Dimana seseorang akan membangun standard hidup yang tinggi. Dengan begitu ia tidak bisa tidak menggunakan fasilitas kelas satu, tidak bisa tidak mengenakan pakaian bermerk, tidak bisa tidak menginap di hotel berbintang, tidak bisa tidak menggunakan kendaraan mewah, dan seterusnya.

Diakhir kehidupannya begitu buka mata semua lenyap tak berbekas dan ia hanya melihat api kekal. Oleh karena itu, Janganlah membuat hidup ini seperti mimpi indah tetapi jadikan perjuangan. Sebab segala yang kita perbuat selama di dunia ini mempunyai dampak kekal.

Jika hidup ini diperjuangkan secara benar maka hidup itu akan terasa berat. Tetapi hal ini jauh lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan kesenangan sesaat yang berakhir diapi kekal. Sebab wajah batiniah kita inilah yang menentukan keadaan kita kelak, apakah kita akan dipandang hina oleh Bapa ataukah indah dalam pandangan-Nya (Mzm. 73:20). Hari ini banyak orang tidak perduli dengan keadaan wajah batiniahnya. Mereka lebih mengusahakan bagaimana dapat memiliki hidup seindah-indahnya. Padahal semua yang indah-indah itu hanyalah mimpi belaka. Mimpi itu adalah hari ini bukan hidup di dunia yang akan datang. Memang bagi orang-orang duniawi kitalah yang disebut sebagai pemimpi. Mana yang benar? Sulit untuk membuktikannya hari ini, tetapi biarlah kita tetap teguh berpegang kepada kesaksian Alkitab, bahwa ada kehidupan dibalik kematian.

Marilah kita berjuang untuk memiliki moral Allah dan membawa orang lain juga untuk menjadi seperti Kristus, dengan demikian kita akan memiliki wajah batiniah yang indah dan berkenan dalam pandangan-Nya. Supaya hari kematian kita tidak datang seperti jerat (Luk. 21:34). Seperti orang-orang pada zaman Nuh yang tidak memiliki kepekaan Allah, hidupnya hanya diarahkan untuk kepuasan daging dan ambisinya semata-mata.

untuk mobil diasuransikan sedang untuk keselamatan dan kekekalan jiwa tidak diasuransikan? Bukankah sudah seharusnya kita berjaga-jaga mempersiapkan diri untuk hari esok? Mempersiapkan hari terakhir kita di bumi dan mempersiapkan jemputannya. Sebab kita tidak tahu kapan kita dipanggil pulang. Karena itu marilah kita mulai menanggalkan semua dosa dan mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh. Orang yang nekat mau bener itu langka, kiranya kitalah salah satu orang yang langka itu. -Solagracia-

sumber : Erastus Sabdono

Written by

The author didnt add any Information to his profile yet