Surat Gembala, 8 November 2015
Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia telah memanggil kamu dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud memutarbalikkan injil Kristus (Gal. 1:6-7). Nats diatas adalah sebuah ungkapan kepedijan hati dari Rasul Paulus terhadap jemaat di Galatia yang sedang mengalami goncangan iman, dimana mereka diperhadapkan dengan pengajaran injil palsu yang mengatakan bahwa, keselamatan tidak cukup melalui Kristus, tetapi harus ditambah sunat (Taurat). Kemurnian injil tercemari oleh pengajaran yang secara kasat mata tidak melanggar moral umum. Melakukan hukum taurat bukanlah salah, tetapi jika hal itu diakukan sebagai sesuatu yang layak disandingkan dengan pengorbanan Kristus, itu adalah kesalahan fatal dan menyesatkan. Inti dari berita injil adalah keselamatan di dalam Yesus Kristus, kurang dari ini sesat!
Saat ini, kita bisa melihat betapa pekabaran injil telah terkontaminasi dengan semangat zaman. Ada semacam pemikiran, jika tidak mengikuti zaman sepertinya injil tidak up to date. Akibatnya banyak pembicara di mimbar mencoba “menolong” wibawa Tuhan dengan menampilkan “kesaktiannya” . inti pesan injil adalah karya keselamatan dalam Kristus dan keteladanan hidupnya. Mukjizat kesembuhan, kekayaan, kehormata adalah minor issues, sedangkan Kristus adalah major issues. Kurang dari ini adalah sesat! Ada banyak pembicara di mimbar gereja berkata-kata tentang Tuhan Yesus, tetapi sesungguhnya apa yang mereka sampaikan adalahj “Yesus” yang palsu. Maksudnya adalah menambahkan kepercayaan kepada Kristus dengan berharap dengan adanya kemerdekaan ekonomi, kesehatan, dan seluruh permasalahan hidup hari ini. Ironis nya, “Yesus”yang seperti itulah yang laku dipasaran. Bagi orang yang baru percaya kepada injil, tentu tidaklah mudah untuk membedakan mana injil murni dan yang palsu. Tidak ada pilihan selain belajar secara ketat tentang injil yang murni. Ingat, ijil yang murni hanya berfokus kepada karya dan proses keselamatan umat manusia di dalam Kristus. Keselamatan yang dimaksud injil yang murni adalah bagaimana Allah mengusahakan kembalinya manusia kepada rancangan-Nya semula, yaitu manusia berwatak ilahi.
Paulus merasa kuatir dengan sikap korintus, kalau kalau pikiran mereka bergeser dari kesetiaanya kepada Kristus. Dalam hal ini, paulus merasa cemburu karena ia telah mempersiapkan mereka menjadi “perawan suci” yang siap dipertunangkan di dalam Kristu. Jemaat korintus telah kehilangan gairah terhadap injil yang murni. Hal ini terlihat ketika mereka tidak memiliki sikap yang tegas terhadap orang yang meberitakan Yesus yang lain, roh atau gairah yang lain, dan injil yang lain. Mengapa mereka bisa demikian? Karena jemaat korintus tidak mau menawan dan menaklukan pikiran mereka kepada Kristus (2 Kor 10:5, 11:2-4).
Gereja harus memiliki gairah yang sama dengan rasul paulus yaitu, mengajak orang percaya untuk menaklukan semua pikirannya kepada injil yang benar. Gereja diberi wewenang yang sangat mulia oleh Tuhan, yaitu mengajarkan dan memperkenalkan kebenaran Allah. Oleh sebab itu, kita sebagai gereja itu sendiri, harus mengisi pikiran kita setiap hari dengan firman Tuhan yang murni dan berjumpa dengan pribadi-Nya. Ingat! Apa yang menjadi kebutuhanmu, itulah Tuhan mu. Apa kebutuhan kita hari ini? Jawab dalam diri kita masing-masing. Amin.
“Injil yang murni hanya berfokus kepada karya dan proses keselamatan umat manusia di dalam Yesus Kristus.”
Berita Terbaru