Kelegaan Tuhan

HomeBlogKelegaan Tuhan

Surat Gembala, 28 Februari 2016

Satu-satunya kerinduan dari orang yang mengalami tekanan hidup adalah terlepas dari tekanan itu, sehingga jiwanya mampu mengalami kelegaan. Kata kelegaan berasal dari kata sifat lega yang dapat diartikan, lapang, luas, tentram, tidak kuatir lagi (KBBI, online 2016). Kelegaan bisa diartikan sebuah keadaan tenteram, nyaman tanpa gangguan. Kelegaan akan memiliki nilai yang tinggi jika hal itu dialami oleh orang yang mengalami tekanan. Jadi, tekanan dan kelegaan adalah sebuah mata rantai yang tidak bisa dilepaskan.

Manusia telah dirundung permasalahan klasik, yaitu berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebenarnya hal itu tidak akan pernah menjadi masalah jika ternyata hal itu dilakukan tidak dalam rangka untuk memenuhi gaya hidup. Banyak orang berpikir, jika mereka sudah mampu mengikuti gaya hidup up to date, mereka sudah merasa lega hidupnya. Inilah yang menyebabkan manusia menjadi letih hidup. Manusia telah ditipu oleh diri sendiri karena ketidaktahuannya tentang arti hidup yang sesungguhnya. Demi hal-hal yang bersifat fana, orang telah rela menginvestasikan waktu, tenaga, biaya bahkan kehormatannya. Manusia telah jauh dari hidup yang ideal menurut standar Tuhan. Norma umum dianggap sepi apalagi perasaan Tuhan, jauh sekali rasanya. Waktu dan potensi yang Tuhan berikan telah habis untuk mengejar kesenangan hidupnya sendiri. Manusia terus digiring oleh keinginannya sendiri ke dalam jurang maut, tetapi mereka tidak sadar akan hal itu (Yak. 1:14-15).

Adalah tepat keputusan Tuhan untuk mengundang dan mengajak manusia datang kepada-Nya guna belajar dan menerima kelegaan yang Tuhan maksudkan (Mat. 11:28). Undangan dan ajakan ini menjadi berita baik karena bukan hanya melepaskan manusia dari himpitan hidup hari ini saja, tetapi juga mendidik manusia agar terlepas dari hukuman kekal. Undangan ini berlaku bagi semua orang, tetapi tidak semua orang mau menerimanya. Ada satu kekuatan besar dalam diri manusia yang mampu menyeretnya sampai kepada maut, yaitu keinginan atau nafsu (Yak. 1:14-15). Lingkungan telah mewarnai jiwa seseorang, apa yang dilhat dan didengar telah teradopsi menjadi jati diri. Keadaan inilah yang membinasakan manusia, mengapa demikian? Karena keadaan ini dianggap sebagai hal yang wajar, sehingga manusia secara perlahan dan pasti bergeser dari kehendak Tuhan yaitu sempurna seperti Bapa.

Kelegaan dalam teks Yunani menggunakan kata anapauso yang dalam bahasa Inggris digunakan kata rest yang bisa diartikan berhenti dari segala kelelahan atau dapat dikalimatkan; istirahat sejenak dari keletihan akan pengejaran terhadap sesuatu. Mengapa harus berhenti? Jika seseorang bisa berhenti, maka ia menjadi tenang, sehingga ia bisa berpikir dengan jernih dan siap diajar oleh Tuhan. Menikmati kelegaan Tuhan, tidaklah gampang, karena berbanding berbalik dengan citarasa manusia pada umumnya. Oleh karena itu, harus dilatih sedemikian rupa sampai benar-benar kelegaan Tuhan menjadi satu-satunya pilihan hidup. Masalah ekonomi, kesehatan, keluarga, dan masih banyak lagi adalah sarana dari Tuhan sebagai media untuk melatih kita agar terbiasa menerima kelegaan-Nya. Amin.

“Menikmati kelegaan Tuhan, tidaklah gampang, karena berbanding berbalik dengan citarasa manusia pada umumnya.”

Written by

The author didnt add any Information to his profile yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *