Surat Gembala, 18 Juni 2017
Saudaraku,
Melalui tulisan ini saya mengajak Saudara merenungkan apa sebenarnya yang dimaksud dengan ketenangan itu. Anggapan orang pada umumnya mengenai dengan ketenangan adalah suatu keadaan di mana seseorang dapat merasakan suasana tenang dan damai dalam jiwanya karena keadaan yang tidak bermasalah, tidak ada ancaman dan semua kebutuhan terpenuhi. Bila Saudara memahami ketenangan demikian, maka Saudara tidak pernah memiliki ketenangan dalam hidup ini. Ketenangan dalam hidup semacam itu sudah hampir tidak pernah dapat ditemukan lagi di dunia hari ini. Sesungguhnya ketenangan sejati dapat Saudara miliki dan rasakan tatkala Saudara sampai pada perhentian Tuhan. Perhentian itu bukan membuat Saudara berhenti bekerja, tetapi berhenti bekerja untuk diri Saudara sendiri. Saudara berhenti dari cita-cita Saudara sendiri, selanjutnya berusaha mengerti kehendak Tuhan, serta berusaha melakukannya seacara konsekuen dan konsisten. Itulah berhentian tersebut.
Kalau seseorang hanya berhenti bekerja dari pekerjaan sekuler, kemudian menjadi pendeta atau aktif dalam ruangan biara, ia menemukan perhentiannya sendiri, belum tentu perhentian di dalam Tuhan. Menemukan perhentian di dalam Tuhan terjadi ketika seseorang diajar oleh Tuhan Yesus mengenakan pola hidup-Nya. Pola hidup Tuhan Yesus adalah mengosongkan diri, hidup hanya untuk melakukan kehendak Bapa. Selama Saudara belum mengosongkan diri, perhentian di dalam Tuhan belum pernah Saudara temukan. Tuhan Yesus menjadi Tuan dan majikan kita, artinya kita harus meneladani pola hidup-Nya. Inilah sebenarnya tujuan Kekristenan itu.
Saudaraku, merupakan suatu perhentian kalau Saudara menerima kenyataan bahwa Saudara sebagai mahkluk ciptaan dan anak tebusan tidak lagi merasa berhak memiliki sesuatu. Saudara juga harus memahami bahwa Saudara tidak akan pernah dapat memiliki sesuatu tanpa pemberian atau anugerah-Nya di Kerajaan-Nya. Semua yang Saudara miliki hari ini di bumi ini bukanlah milik Saudara, tetapi semua adalah milik Tuhan. Harta kita sendiri di surga. Bukanlah sesuatu yang dianggap sebagai milik kalau hanya dapat dinikmati sesaat. Dengan menghayati hal ini, Saudara dapat merasa tenang tanpa materi dunia dan Saudara merasa tetap tenang di dalam keadaan ancaman sebesar apa pun. Kehidupan seperti ini dapat terwujud kalau seseorang hidup dalam pemerintahan Allah.
Oleh sebab itu di singkatnya umur hidup manusia, seharusnya seseorang bergumul terus untuk menempatkan dirinya sebagai hamba yang melayani Tuhan dalam pemerintahan-Nya. Bukan satu hal yang mudah untuk hidup dalam pemerintahan Tuhan. Untuk hidup dalam pemerintahan-Nya seseorang harus belajar menuruti Firman-Nya, memiliki kepekaan mendengar suara-Nya, sehingga menemukan tempat di mana seharusnya ia mengabdi kepada Tuhan. Orang percaya harus menjadi manusia yang hidup dalam pemerintahan Tuhan. Ketika hidup dalam pemerintahan Tuhan, maka seseorang memperoleh perhentian. Dalam di perhentian ini, seseorang memperoleh ketenangan yang sejati.
Saudaraku, hidup dalam pemerintahan Allah yang tidak kelihatan di balik fakta yang kelihatan dan segala fenomenanya yang dijalani manusia pada umumnya, akan menjadikan hidup Saudara digerakkan oleh kesadaran bahwa ada Allah yang hidup menentukan segala perkara di dalam tatanan-Nya. Ini berarti bahwa Tuhanlah yang menaungi segala sesuatu dalam tatanan atau hukum-Nya dengan sangat tertib. Kesadaran ini akan nyata dalam sikap hidup kita yang selalu merendahkan diri di hadapan-Nya untuk bergantung dan berharap sepenuhnya dalam segala sesuatu dari pada-Nya. Orang-orang yang bersikap seperti ini akan mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh. Baginya, kehidupan ini tidak lengkap tanpa Tuhan. Segala kesanggupan, kemampuan, dan kecakapan tidak artinya tanpa Tuhan yang menaungi Saudara. Kehidupan bersama dengan Tuhan seperti ini merupakan suatu keindahan yang tidak bisa dijelaskan kepada orang lain. Dan kehidupan bersama dengan Tuhan ini akan terus berlanjut sampai kekekalan. Dengan demikian orang yang telah menikmati perhentian di dalam Tuhan di bumi ini, pasti akan mengalami dan memiliki perhentian di kekekalan, di rumah Bapa.
Teriring salam dan doa.
Berita Terbaru