Surat Gembala, 4 Juni 2017
Anak-anak-Ku,
Kalau kalian bisa menghayati dan merenungkan betapa luas jagad raya dengan semua planet dan gugusan-gugusan galaksi yang tidak terhitung jumlahnya, kamu dapat mengerti betapa tidak berartinya bumi di mana kamu hidup hari ini. Sejajar dengan tidak terbatasnya luasnya kawasan jagad raya ini, demikian pula kekekalan. Seharusnya kamu dapat merenungkan hal ini sebagai kedahsyatan bagimu. Sayang sekali, banyak di antara kamu sudah terbelenggu oleh keindahan dunia dari cara pandang yang salah. Sehingga mereka menjadi picik. Cara berpikirnya sempit. Jangkauan pemikiran mereka hanya pada apa yang ada di sekitarnya hari ini dan dirinya sendiri.
Cara berpikir yang sempit itu membuat mereka mengagungkan harta dunia dan kehormatan diri sendiri. Malangnya, mereka tidak menyadari keadaan mereka. Mereka merasa sudah hidup sebagai orang Kristen yang baik, merasa sudah menjadi orang percaya yang benar. Mereka bisa berbicara mengenai ketuhanan dan iman, dan merasa sudah memahaminya dengan baik, padahal mereka orang-orang bodoh yang tindakan hidupnya tidak menyenangkan hati-Ku. Harta dunia dan kehormatan adalah sarana Iblis untuk membuat mereka menyembahnya. Mereka menganggap itu hal yang wajar, dunia dan kehormatan diri dinikmati, dimiliki dan dibanggakan sama seperti mereka yang bukan anak-anak-Ku.
Mereka tidak mengerti atau tidak mau mengerti bahwa yang dapat menyenangkan hati-Ku hanyalah Pribadi yang berstandar seperti Putra-Ku, sehingga Aku dapat menyatakan bahwa Pribadi seperti Putra-Ku itulah anak-anak-Ku yang Kukasihi yang kepada mereka Aku berkenan. Seharusnya dalam kehidupan di bumi yang tidak lama ini, kalian hanya mencari hal ini untuk dapat meraihnya. Sehingga kalian memandang bahwa tidak ada yang bernilai mulia dalam dirimu selain harta kekal, yaitu keadaan batiniahmu seperti Putra-Ku. Dengan demikian semua harta dunia dan kehormatan manusia tidak menjadi tujuan hidupmu.
Harta dunia dan kehormatan telah membutakan mata banyak orang Kristen. Sehingga mereka tidak mengenal siapa diri mereka. Mereka memandang diri mereka tidak seperti Aku memandang mereka. Karena mereka tidak mempersoalkan hal ini dengan rendah hati, maka Roh-Ku tidak bisa mengajarkannya kepada mereka. Mereka tidak bisa diajari dan diberi tahu. Apalagi kalau mereka merasa dirinya sudah pintar, bisa berbicara mengenai ajaran-ajaran dan doktrin Alkitab, mereka semakin tidak bisa diajar oleh Roh-Ku. Mereka sudah mempunyai banyak guru. Mereka tidak berurusan dengan Kami, tetapi berurusan dengan pikiran mereka sendiri dan guru-guru manusia mereka. Mereka tidak mengerti kalau mereka sebenarnya belum mengerti. Harta dunia dan kehormatan diri telah membutakan mata mereka dan membuat mereka menjadi angkuh.
Kalau keadaan mereka yang berpikir picik tersebut tidak berubah, berlarut-larut dalam kebodohan, maka apa pun yang diajarkan oleh Roh-Ku tidak bisa mereka pahami lagi sama sekali. Hal ini akan nyata dari perilaku mereka yang semakin sulit mengenakan Pribadi seperti yang dikenakan Putra-Ku pada waktu mengenakan tubuh daging di bumi. Mereka bisa membela diri atas semua yang mereka lakukan dan pandangan pikiran mereka, tetapi suatu hari mereka akan tercelik bahwa semua itu hanya permainan palsu manusia yang picik.
Harta dunia dan kehormatan manusia sebenarnya tidak ada artinya jika dibanding dengan keindahan Kerajaan yang Kuberikan kepada Putra-Ku dan orang-orang yang setia seperti Dia. Oleh sebab itu, Kunasihati kamu yang masih memiliki nurani dan masih memiliki kerendahan hati yang tulus. Jangan merasa sudah pandai, sudah baik dan pantas dihormati manusia. Selalulah berpikir bahwa kamu miskin di hadapan-Ku. Miskin di hadapan-Ku artinya menyadari dan mengakui bahwa kamu bisa menjangkau Aku hanya karena korban Putra-Ku dan kamu harus selalu merasa bahwa keadaanmu belum seperti yang Kukehendaki. Kamu harus belajar terus dari Roh-Ku, dengar-dengaran sepanjang waktumu. Tidak ada isi dan arti hidupmu selain berusaha untuk menemukan Pribadi seperti Putra-Ku dan mengenakannya. Jangan bangga atas harta dunia dan kehormatan diri yang kamu miliki dari manusia. Seharusnya kebanggaanmu hanyalah kemuliaan bersama Putra-Ku dan pujian dari pada-Ku suatu hari nanti.
Dari Bapamu yang selalu mengasihimu
Berita Terbaru