Surat Gembala, 23 Juli 2017
Anak-Ku,
Betapa mahal harga jiwa untuk memperoleh keselamatan yang dibayarkan Putra Tunggal-Ku bagi kamu. Harganya adalah diri-Nya sendiri. Harga yang tidak pernah dapat kamu mengerti. Ketika Putra-Ku membayar hutangmu, itu berarti Ia telah memikul semua hukuman yang seharusnya kamu tanggung. Kamu dibebaskan dari semua hukuman akibat dosa-dosamu. Putra-Ku membawamu kepada-Ku untuk menjadi anak-anak-Ku. Aku tidak mungkin menolakmu, sebab Aku mengasihi Putra-Ku dan tidak akan berkhianat kepada-Nya. Aku menyambut kamu sebagai anak-Ku dan Aku sungguh-sungguh mengasihi kamu. Tetapi keadaanmu masih belum bisa bersekutu dengan-Ku. Kamu berkeadaan tidak layak menjadi anak-Ku. Secara hukum Aku pasti menerima kamu sebagai anak-Ku, tetapi dalam kenyataan berkenaan dengan keadaanmu yang telah rusak, kamu belum layak bagi-Ku. Untuk itu Aku harus mendidikmu supaya kamu terus menerus mengalami perubahan, agar kamu menjadi umat dan anak yang layak bagi-Ku.
Sekarang, yang menjadi tanggung jawabmu adalah menerima didikan-Ku, agar kamu menjadi serupa dengan Putra-Ku. Inilah yang Putra-Ku telah katakan kepadamu sebelum kembali ke tempat dari mana Ia berasal, bahwa kamu harus menjadi murid-Nya. Menjadi murid-Nya artinya belajar hidup seperti cara hidup yang telah dijalani-Nya. Hal ini harus menjadi satu-satunya isi dan tujuan hidupmu. Tidak boleh ada yang lebih menarik dalam hidupmu dari hal ini. Kamu tentu tahu, Putra-Ku berkata kepadamu bahwa kamu harus melepaskan segala sesuatu barulah dapat menjadi murid-Nya. Maksudnya, kalau kamu bersedia meninggalkan keterikatanmu dengan segala hal di dunia ini, selain terikat dengan Kami, barulah kamu dapat diubah.
Untuk itu Aku menaruh Roh-Ku di dalam kamu sebagai materai, maksudnya sebagai tanda bahwa kamu milik-Ku dan harus mengikuti perlombaan yang wajib kamu ikuti. Perlombaan itu adalah menjadi serupa dengan Putra-Ku untuk memiliki iman yang sempurna, artinya kamu bisa menghormati Aku sebagai Bapamu, seperti yang dilakukan Putra-Ku. Hal ini sama dengan berkeadaan sebagaimana mestinya seorang anak. Ini adalah perlombaan satu-satunya yang paling terhormat dan agung sepanjang sejarah manusia. Perlombaan ini telah diikuti oleh Adam manusia pertama, bagaimana seharusnya ia menjadi manusia yang menghormati-Ku dengan menuruti segala sesuatu yang Kukehendaki. Sangat mendukakan hati-Ku, ternyata Adam gagal untuk menjadi anak-Ku. Kegagalan Adam adalah kegagalan semua manusia. Hanya satu cara untuk menyelamatkan kamu, Aku mengutus Putra-Ku. Putra-Ku menjadi manusia dan berhasil berkeadaan sebagai manusia yang layak sebagai anak-Ku. Hal itu menyenangkan hati-Ku. Itulah sebabnya Aku katakan bahwa Aku berkenan kepada-Nya.
Tidakkah kamu mengerti hal ini? Dan bersedia mengikuti perlombaan tersebut? Harga perlombaan itu telah dibayar oleh Putra-Ku. Perlombaan itu dimaksudkan agar kamu dapat dikembalikan menjadi manusia sesuai dengan rancangan-Ku semula. Itulah sebabnya Putra-Ku berkata bahwa kamu harus mengikut Dia. Mengikut Dia tidaklah cukup menjadi orang Kristen seperti yang banyak orang Kristen pahami saat ini. Mengikut Dia berarti menjadi manusia yang memiliki pola hidup sama seperti kehidupan yang telah dijalani-Nya. Kalau kamu hanya menjadi orang Kristen, berarti kamu belum mengikut Dia. Ingat, jangan sampai kamu ditolak ketika mau masuk ke dalam Kerajaan-Ku, sebab kamu tidak melakukan kehendak-Ku.
Anak-Ku,
Jangan berpikir bahwa kamu yang sudah ke gereja dan mengaku Kristen berarti sudah menjadi anak-Ku. Manusia yang Kusebut anak-Ku adalah orang yang memiliki kodrat seperti diri-Ku. Kodrat seperti ini telah dibangun oleh Putra Tunggal-Ku pada waktu menjadi manusia. Ia dilahirkan dengan keadaan melepaskan semua keberadaan-Nya sebagai Allah. Dalam segala hal, Ia Kusamakan dengan manusia. Perhatikan, bagaimana Ia belajar taat dari apa yang diderita-Nya, sampai Ia mencapai kesempurnaan. Setelah Ia mencapai kesempurnaan, selain Ia membayar harga agar kamu dapat mengikuti perlombaan ini, Ia memberi teladan bagaimana kamu bisa menang seperti Dia telah menang. Perhatikan surat-Ku ini dengan rendah hati.
Dari Aku yang selalu mengasihimu,
Bapamu
Berita Terbaru