Memiliki Kesucian Allah

HomeBlogMemiliki Kesucian Allah

Surat Gembala, 16 April 2017

Anak-Ku,

Semua orang berusaha berprestasi dalam hidup ini untuk mencapai apa yang mereka idam-idamkan. Itulah yang mereka pandang sebagai pencapaian yang dapat membahagiakan dan membuat hidup mereka lengkap atau utuh, serta bisa mendatangkan kehormatan dari sesamanya. Tetapi kamu tidaklah demikian. Usaha yang kamu lakukan melalui segala hal adalah bagaimana dapat menjadi sempurna seperti Bapamu, Aku, atau serupa dengan Putra-Ku, Saudara Sulungmu. Mencapai kesempurnaan atau serupa dengan Putra-Ku sama dengan memiliki kesucian hidup. Tentu ini adalah kesucian hidup yang berstandar kesucian-Ku. Kuduslah kamu sebab Aku kudus. Kesucian yang harus kamu capai adalah kesucian yang melebihi orang beragama manapun, bahkan lebih dari tokoh-tokoh agama mereka.

Kesucian hidup harus membuat kamu merasa bahagia, membuat hidupmu lengkap dan utuh, serta mendatangkan kehormatan di dalam Kerajaan Putra-Ku. Itulah yang harus menjadi idamanmu satu-satunya. Ingatlah bahwa hal ini tidak bisa dicapai oleh manusia yang tidak mengenal keselamatan di dalam Putra-Ku. Kamu yang memiliki anugerah untuk memiliki pencapaian kesucian itu, harus menghargai kesempatan dengan meresponi anugerah tersebut secara pantas. Jika kamu tidak menghargai anugerah tersebut, kamu tidak akan pernah mengalami maksud keselamatan yang Kuberikan di dalam dan melalui Putra Tunggal-Ku.

Banyak orang yang mengaku sebagai anak-anak-Ku, tetapi mereka berkeadaan tidak berbeda dengan orang-orang di luar gereja. Mereka pergi ke gereja setiap hari Minggu, mengaku Kristen dan melakukan pekerjaan pelayanan gereja, tetapi mereka tidak memiliki kerinduan untuk mencapai prestasi kesucian yang Kukehendaki. Mereka hanyut dengan banyak hal yang mereka idam-idamkan. Padahal semua yang mereka idam-idamkan tersebut, bukan hanya hal fana semata, tapi bahkan menyeret mereka berkeadaan tidak layak mewarisi Kerajaan yang akan Kuberikan kepada Putra-Ku dan orang-orang yang menderita bersama Dia.

Ketahuilah bahwa kesucian akan membuat kamu mengenal diri-Ku. Semakin tinggi pencapaianmu dalam kesucian, maka semakin kamu menemukan diri-Ku. Hal ini tidak dipahami oleh banyak orang Kristen, bahkan para pembicara di mimbar-mimbar gereja dan pengajarnya. Mata pikiran mereka buta terhadap kebenaran ini. Aku sedih menyaksikan para teolog yang belajar mengenai Aku, di mana mereka merasa sudah mengenal dan menemukan diri-Ku hanya karena mereka bisa berbicara mengenai diri-Ku panjang lebar. Apalagi kalau mereka menyandang gelar, mereka menjadi sombong dan merasa lebih mengenal diri-Ku daripada orang lain.

Banyak sekolah Alkitab dan sekolah teologi membicarakan Aku dan Putra-Ku, tetapi Kami tidak hadir di sana sebagaimana mestinya. Mereka menggantikan diri-Ku dan Putra-Ku dengan rumusan-rumusan teologi dan diskusi-diskusi tanpa sungguh-sungguh mencari wajah-Ku. Kehadiran para guru di ruang kelas dan kuliah tidaklah mewakili diri-Ku, tetapi mewakili pandangan manusia yang tidak mengubah siswa dan mahasiwanya menjadi manusia seperti yang Kukehendaki. Sehingga para siswa dan mahasiwanya tidak menemukan diri-Ku di dalam hidup mereka. Lalu bagaimana siswa dan mahasiwa tersebut bisa menjadi hamba-hamba Tuhan yang pantas berdiri sebagai juru bicara-Ku? Padahal merekalah yang dianggap pantas berbicara di mimbar-mimbar gereja. Lagipula, biasanya mereka yang menjadi pimpinan dalam sinode gereja, yang mengarahkan perjalanan gereja Putra-Ku.

Semua tersebut membangun suatu pemerintahan yang tidak berbeda dengan rezim yang berkuasa. Mereka merasa memiliki gereja milik Putra-Ku dan membelenggu kehidupan umat-Ku dengan hidup keberagamaan yang kosong. Seharusnya umat-Ku diajar memiliki kesucian-Ku. Tetapi umat-Ku hanya diajar untuk bisa berliturgi yang sama dengan berseremonial, yang mereka sebut sebagai kebaktian, misa atau sebuah ibadah. Semua yang dilakukan di dalam liturgi gereja sering hanya sebuah kepura-puraan atau semacam sandiwara, sebab apa yang mereka nyatakan dalam doa, pengakuan dan syair lagu tidak sama dengan kenyataan keadaan hidup mereka setiap hari.

Melalui surat ini, Aku menasihati kamu. Belajarlah kebenaran yang benar-benar murni, tinggalkan percintaan dunia dan segala kesenangannya, sediakanlah waktumu setiap hari untuk menjumpai Kami. Seiring dengan perjalanan waktu, kamu akan Kuajar bagaimana memiliki kesucian seperti kesucian-Ku. Hanya dengan memiliki kesucian-Ku maka seseorang dapat Kumiliki dan memiliki Kami, atau menjadi bagian dalam Keluarga-Ku. Suatu hari nanti, kamu Kusambut dalam rumah-Ku, Kerajaan Putra-Ku.

Dari Bapamu,
Yang selalu mengasihimu

Image

 

Written by

The author didnt add any Information to his profile yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *