Menerima Rencana Bapa Atas DKI

HomeBlogMenerima Rencana Bapa Atas DKI

Surat Gembala, 23 April 2017

Bapa kami,

Aku menuliskan surat ini kepada-Mu, bukan berarti aku tidak percaya bahwa Bapa bisa membaca isi hatiku, tetapi aku menuliskan surat ini untuk mengungkapkan isi hatiku kepada-Mu, mewakili banyak saudara-saudaraku yang memiliki pergumulan dan perasaan yang sama seperti yang ada padaku. Ketika aku menulis surat ini, hasil akhir pemilihan Gubernur DKI belum resmi diumumkan dari KPU, tetapi seperti yang sudah-sudah, hasil quick count dengan perbedaan yang begitu jauh sudah cukup mewakili hasil akhirnya. Maka aku menganggapnya hasilnya sudah final. Calon Gubernur pilihanku tidak terpilih.

Bapa, terus terang, pada mulanya aku tidak senang melihat hasil pemilihan Gubernur DKI putaran kedua ini. Aku berharap yang terpilih menjadi Gubernur adalah yang sekarang tidak terpilih. Aku merasa bahwa pilihanku benar dan baik. Tetapi ternyata hasilnya bertentangan dengan keinginanku. Sejenak aku terdiam. Dalam pergumulan batinku, aku mendapat beberapa jawaban yang perlu aku konfirmasikan dengan Bapa, apakah ini benar atau tidak.

Pertama, kalau Gubernur pilihanku benar-benar terpilih, bisa saja terjadi keadaan yang buruk. Sebab ada kemungkinan timbul ketidakpuasan dari masa pendukung calon Gubernur yang mereka dukung, maka mereka bisa bereaksi. Reaksi mereka juga bisa saja membuat keadaan Ibukota menjadi tidak stabil. Mengingat calon Gubernur yang kuinginkan terpilih telah “dianggap” sebagai penista agama. Seorang yang “dianggap penista agama”, dipandang oleh sebagian mereka, sebagai tidak pantas menduduki jabatan tersebut. Bahkan telah terdengar di beberapa tempat, tudingan terhadap calon Gubernur tersebut sebagai kafir. Aku harus menyadari bahwa tidak semua anggota masyarakat bisa berpikir teduh dan sehat. Sedikit ketidakpuasan, bisa membuat bara yang membahayakan stabilitas negeri ini. Dengan terpilihnya Gubernur pilihan mereka, maka mereka menjadi puas, sehingga hal-hal yang buruk tidak terjadi. Kalaupun ada ketidakadilan (akan selalu ada di dunia yang sudah rusak), maka itu harus kami terima. Inilah dunia yang sudah jauh dari kebenaran. Kadang kebenaran ditindas dan dikalahkan oleh kelicikan.

Kedua, aku harus menyadari, percaya dan menerima bahwa tidak ada sesuatu yang terjadi dalam kehidupan ini terjadi di luar kontrol dan kendali Bapa di surga. Hasil pemilihan Gubernur DKI ini tentu juga di dalam kendali Bapa di surga. Dalam kacamata iman: Hasil Pemilihan Gubernur DKI bukan masalah sama sekali. Di balik semua yang terjadi, Allah Bapa memiliki rancangan yang jauh melebihi dari apa yang dapat kami duga dan mengerti. Dan apa yang Bapa rancang dan ijinkan terjadi pasti baik adanya, sebab Bapa tidak pernah gagal mewujudkan rencana baik-Mu bagi kami umat pilihan-Mu. Jadi, walau aku tidak mengerti, tetapi aku dapat percaya semua pasti baik adanya. Bapa, aku percaya kepada-Mu.

Ketiga, kami tidak boleh memiliki pandangan negatif terhadap Gubernur yang terpilih. Tidak ada manusia yang sempurna, termasuk Gubernur yang baru terpilih. Kami harus memiliki jiwa lapang menerima hasil pemilihan ini. Seperti yang sering digemakan, harus siap menang tetapi juga siap kalah. Lebih dari itu, kami tidak boleh menganggap ini suatu kemenangan pihak tertentu dan kekalahan pihak lain. Kami harus bersyukur ini adalah kemenangan semua pihak, sebab pesta demokrasi, yaitu pemilihan Gubernur DKI putaran kedua telah berlangsung dengan baik. Perbedaan agama dengan Gubernur yang baru tidak boleh menjadi “ganjalan” atau sikap menolak. Perbedaan agama harus diterima secara dewasa dalam masyarakat yang majemuk. Perbedaan agama tidak boleh membuat kami kurang menghormati beliau.

Sekarang setelah Gubernur baru telah terpilih, seperti yang diajarkan oleh Firman Tuhan, kami harus tunduk kepada pemerintah. Firman Tuhan mengatakan bahwa pemerintah datang dari Allah. Kami harus mendoakan Gubernur yang baru agar Allah menuntunnya dalam menyelenggarakan pemerintahan nanti pada waktunya. Kami juga berdoa agar Gubernur petahana (incumbent) dapat menyelesaikan tugasnya sampai pergantian nanti. Kami harus menerima dengan tulus hasil akhir pemilihan Gubernur DKI dengan mengakui bahwa Allah mengijinkan demikian. Allah mengijinkan siapa yang akan menjadi Gubernur DKI masa bakti periode ke depan. Bapa, ajar kami mengerti kehendak-Mu dan hidup dalam kehendak-Mu bagi kemuliaan-Mu, sementara kami tetap dengan setia menanti kedatangan Putra-Mu yang akan menghadirkan Kerajaan-Mu di langit baru dan bumi yang baru. Amin

Dari anak-Mu dalam Yesus Kristus yang mengasihi dan menghormati-Mu

Image

 

Written by

The author didnt add any Information to his profile yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *