Surat Gembala, 20 Desember 2015
Bagi seorang pencari ikan tidaklah akan melepaskannya lagi setelah ia menangkapnya. Ikan yang ditangkap harus sampai di meja makan dan siap disantap. Demikian halnya menangkap jiwa. Gereja bukanlah tempat mengumpulkan orang-orang yang telah menjadi Kristen. Kekristenan dalam arti lembaga agama hanya mampu menjadi seseorang bermoral umum saja, tetapi belum tentu dapat menjadikan seseorang berkarakter Kristus yang dikehendaki Bapa.
Keadaan dunia kita sekarang ini tidak makin membaik. Tetapi di sisi lain, keadaan dunia ini justru menjadi peluang bagi orang percaya untuk berkarya. Bila keadaan dunia baik, maka tidak dibutuhkan pelayanan lagi. Gereja boleh berpangku tangan, menganggur. Tetapi inilah peluang itu. Ketika peluang ditemukan, hal ini menggerakkan orang percaya bertindak memanfaatkan kesempatan yang ada. Dengan melihat tantangan, maka gereja berantisipatif agar pekerjaan Tuhan maju. Tantangan hendaknya tidak dianggap sebagai rintangan yang memperlambat atau menghentikan sebuah pekerjaan. Orang percaya harus bersahabat dengan tantangan.
Tantangan tersebut dapat menjadi peringatan tegas bahwa dunia hari ini tidak dapat dihadapi dengan sikap setengah-setengah (mediokritas). Orang percaya haru menjadi militan. Kata militan adalah kata yang memiliki hubungan dengan militer, kata ini juga bertalian dengan kata milisi. Kata ini berarti bersemangat tinggi, penuh gairah dan berhaluan keras. Karakter ini biasanya ada pada komunitas militer atau milisi, komunitas yang memaksa mereka berkarakter seperti tersebut atau memang kualifikasi dari komunitasnya demikian karena tugas yang disadangnya. Orang percaya harus cermat dalam membaca situasi dunia saat ini. Dunia makin larut ke dalam hasrat jahatnya dan meluncur deras ke dalam maut. Keadaan ini adalah peluang emas bagi kita untuk terus mengobarkan militansi kita untuk menangkap banyak jiwa bagi kemuliaan Tuhan.
Dari berbagai tanda yang dipaparkan Tuhan Yesus terhadap kedatangan-Nya, ada satu tanda yang patut mendapat perhatian kita. Tanda tersebut adalah pemberitaan Injil yang akan menjangkau seluruh dunia yang menjadi kesaksian bagi semua bangsa (Mat.24:14). Gerak penginjilan atau pemberitaan Injil ini sudah barang tentu membawa dampak adanya gelombang orang-orang kafir menjadi Kristen. Kenyataan yang kita saksikan dewasa ini dalam penginjilan bahwa tanda ini telah sedemikian jelas. Injil telah diberitakan di berbagai pelosok dan daerah-daerah terpencil. Dalam hal ini, kelak manusia tidak mungkin berkelit dengan berkata, “Kami belum pernah mendengar Injil.” Harus dimengerti, bahwa tidak semua orang yang menjadi Kristen benar-benar menjadi anak Tuhan yang layak masuk Kerajaan Surga. Ingat! Menjadi Kristen tidak otomatis pasti selamat. Orang Kristen yang telah “tertangkap jala”, termasuk “si penjala” tentunya, suka atau tidak, semua harus masuk ke dalam proses selanjutnya, yaitu “disiangi” seperti ikan yang telah ditangkap sampai siap dihidangkan di meja makan untuk disantap.
Militansi kita harus terwujud dalam tindakan melayani Tuhan dengan tujuan agar orang di sekitar kita atau orang yang menerima pelayanan kita, yaitu mereka yang bersentuhan dengan hidup kita, menjadi ikan yang terpilih. Untuk menjadi seorang Kristen yang militan yang mengubah manusia lain menjadi manusia sesuai kehendak Tuhan seperti ikan yang dapat dinikmati oleh Tuhan, kita sendiri harus menjadi manusia yang unggul. Kita harus berani berkorban apapun demi mewujudkan kehendak Tuhan yaitu menemukan ikan yang terpilih. Tetapi kita dipanggil untuk menderita bersama-sama dengan Dia (Flp. 1:27-30). Dengan demikian hidup kita dapat dinikmati oleh Bapa. Selamat Berjuang. Amin.
” Tantangan hendaknya tidak dianggap sebagai rintangan yang memperlambat atau menghentikan sebuah pekerjaan…”
Berita Terbaru