Surat Gembala, 18 Desember 2016
Harus diakui dengan jujur bahwa keberhasilan hidup terjadi disebabkan oleh karena memang prestasi mereka, tetapi juga bisa karena faktor lainnya. Hal ini terjadi bukan hanya dalam lingkungan orang percaya, tetapi juga di luar orang percaya. Sesungguhnya Allah yang benar juga berkarya dalam kehidupan semua manusia, sebab Allah menegakkan keadilan-Nya dalam kehidupan semua manusia. Firman Tuhan mengatakan bahwa Ia memberi matahari dan hujan secara adil kepada semua orang. Jadi, kalau seseorang giat bekerja dan bertanggung jawab, maka ia pasti berprestasi. Dalam hal ini Tuhan meneggakkan keadilan-Nya, bahwa apa yang ditabur seseorang itu juga dituainya. Tuhan juga pasti menolong orang-orang yang membutuhkan pertolongan sesuai dengan kerelaan-Nya. Hal ini bukan saja terjadi atas orang Kristen, tetapi juga semua manusia, sebab Allah juga adalah Pencipta mereka semua. Namun segala sesuatu yang terjadi di bawah kolong langit ini pasti dalam kontrol dan monitor Tuhan secara sempurna. Dan semua berlangsung atas tatanan dan hukum yang Tuhan gariskan. Dalam hal tersebut orang percaya harus menerima bahwa kehadiran Tuhan bukan saja atas orang percaya sebagai umat pilihan-Nya, tetapi kehadiran Tuhan juga atas seluruh manusia di segala tempat. Allah tidak pernah meninggalkan perbuatan tangan-Nya. Tuhan juga mengurusi semua bangsa di dunia, sebab dunia ini adalah ciptaan-Nya dan Ia adalah Penguasanya. Kisah mengenai nabi Yunus yang diperintahkan Tuhan untuk mengingatkan orang Niniwe bangsa kafir agar bertobat supaya tidak dihukum, merupakan bukti bahwa Tuhan juga peduli terhadap bangsa kafir. Tuhan juga mengasihi bangsa yang bukan umat pilihan.
Berbicara mengenai bukti kehadiran Tuhan, sebenarnya tidak sulit mengemukakannya. Keteraturan jagad raya, siklus iklim, cadangan oksigen, jarak matahari bumi dan segala hukum alam yang berlaku jelas menunjukkan adanya tangan yang tidak kelihatan memelihara ciptaan-Nya. Selain itu banyak kejadian lain yang terjadi dalam kontrol dan monitor Tuhan yang sempurna. Oleh sebab itu kita tidak perlu membesar-besarkan peristiwa yang hanya menyangkut pemenuhan kebutuhan jasmani atau pengalaman dengan Tuhan yang tidak berkualitas tinggi, di mana orang yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus pun mengalaminya. Kalau kita ikut membesar-besarkan kesaksian-kesaksian yang tidak berkualitas tinggi, maka sebagai akibatnya Allah kita seakan-akan sejajar dengan allah agama-agama lain. Misalnya kalau seorang pemenang penghargaan sebagai artis terbaik di depan umum mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yesus, suatu hari pemenangnya adalah orang lain yang beragama beda, ia bisa mengucap syukur kepada allahnya. Hal ini akan mengesankan bahwa Tuhan Yesus disamakan dengan allah agama lain. Persoalan memperoleh penghargaan tersebut bukan sesuatu yang dapat membuat nama Tuhan ditinggikan secara proporsional sesuai dengan kebesaran-Nya, sebab allah agama lain juga diakui dapat melakukannya. Prestasi-prestasi dunia seperti yang dapat diraih orang lain belumlah dapat membuat seseorang menjadi saksi, tetapi kehidupan yang bermoral tinggi dapat menunjukkan siapa kita.
Dalam Roma 8:28 tertulis: Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Ayat ini hendak menunjukkan bahwa setiap hari bahkan setiap saat orang percaya memiliki pengalaman dengan Tuhan dalam kualitas tinggi. Pengalaman dengan Tuhan yang membawa dampak pendewasaan rohani dimana orang percaya dibentuk untuk menjadi sempurna yang ujungnya adalah dapat melakukan kehendak Bapa dan memenuhi rencana-Nya. Dalam hal ini seharusnya orang percaya setiap hari dapat memiliki pengalaman-pengalaman yang berkualitas tinggi dengan Tuhan, sebab Tuhan menyediakannya tanpa batas. Pengalaman pendewasaan tersebut tidak ternilai harganya, sebab dampaknya di kekekalan. Kedewasaan rohani ditandai dengan kehidupan yang tidak bercacat dan tidak bercela. Ini adalah berkat yang tidak ternilai. Kalau hanya berkat jasmani dan kesembuhan, hanya dapat dinikmati sesaat. Kehidupan yang tidak bercacat dan tidak bercela inilah yang seharusnya menjadi kesaksian kita di depan semua orang. Tuhan Yesus berkata agar perbuatan baik kita nyata di depan semua orang. Dalam hal ini kita berfungsi sebagai terang.
“Kedewasaan rohani ditandai dengan kehidupan yang tidak bercacat dan tidak bercela.”
Berita Terbaru