Mengapa banyak orang Kristen yang tidak berani mengenakan irama hidup yang dikenakan oleh Tuhan Yesus? Banyak faktor sebagai alasannya. Ada beberapa alasan utama yang harus dimengerti. Pertama, mereka tidak memandang bahwa hidup ini akan berakhir. Mereka sudah terbiasa berpikir seakan-akan hidup ini terus bisa dijalani. Pada hal kalau sudah sampai titik akhirnya, maka tidak seorang pun yang dapat memperpanjang. Titik akhir tersebut seperti raksasa yang tidak takluk pada siapapun. Oleh sebab itu sikap bijaksana yang patut dimiliki adalah mempersiapkan diri menyongsongnya, sehingga menjadikan hari itu sebagai hari yang paling membahagiakan. Kalau seseorang sudah berusaha untuk hidup seperti Tuhan Yesus, kematian akan menjadi saat yang paling indah. Dengan cara inilah seseorang mengumpulkan harta di Surga. Suatu hari nanti orang akan menyaksikan berapa banyak yang telah dikerjakan selama hidup ini untuk mengumpulkan harta di Surga. Setiap orang harus menghadap tahta pengadilan Tuhan (Ro 14:12; 2Kor 5:9-10). Hal ini sesuai dengan apa yang Tuhan Yesus kemukakan mengenai talenta (Mat. 25:14-30). Setiap orang harus bertanggung jawab atas kepercayaannya menerima talenta. Talenta adalah kemampuan untuk bisa menjadi bermoral Allah. Kedua, banyak orang Kristen tidak memahami bahwa menjadi orang Kristen berarti harus hidup seperti Tuhan Yesus hidup. Jika tidak demikian, berarti menolak menjadi pengikut-Nya. Menolak mengikut Tuhan Yesus berarti kebinasaan atau tidak mendapat bagian dalam keluarga Kerajaan Allah.
Betapa sangat disayangkan, kalau kesempatan yang sangat berharga ini disia-siakan hanya untuk segala sesuatu yang akhirnya akan dimakan ngengat dan karat, pencuri akan mencuri serta membongkarnya. Mengikut Tuhan Yesus adalah panggilan dan tanggung jawab yang tidak boleh dihindari. Keberhasilan hidup seirama dengan Tuhan Yesus menentukan juga penggenapan rencana Allah atas dunia ini. Betapa hebat kehormatan yang diberikan kepada orang percaya untuk bisa menjadi “saudara” bagi Tuhan Yesus, agar Dia menjadi yang sulung diantara banyak saudara. Dengan genapnya jumlah orang percaya seperti Tuhan Yesus maka rencana Allah membangun Kerajaan-Nya dapat segera terealisir. Banyak orang sibuk mewujudkan cita-citanya sendiri tetapi tidak memedulikan rencana Allah yang besar atas keselamatan umat manusia dan tegaknya Kerajaan-Nya. Orang-orang yang tidak peduli ini tidak layak menjadi anak-anak Allah. –Solagracia–
Berita Terbaru