Surat Gembala, 2 Oktober 2016
Firman Tuhan mengatakan bahwa kita telah mati. Inilah kematian di dalam Tuhan. Kata kematian dalam Tuhan bertalian dengan usaha untuk memadamkan atau mematikan segala keinginan yang bertentangan dengan kehendak Allah. Keinginan yang bertentangan dengan kehendak Allah meliputi dua hal, yaitu: Pertama, segala keinginan yang jika dilakukan berarti melanggar etika kehidupan atau melanggar hukum yang berdasar pada Sepuluh Perintah Tuhan. Agama-agama di dunia ini memiliki hukum yang sama. Inilah yang dikatakan sebagai etika umum. Pelanggaran terhadap hukum-hukum ini biasanya juga diakui oleh masyarakat sebagai pelanggaran. Hukum Negara di dunia pun mengatur masyarakatnya berdasarkan hukum-hukum yang senada dengan hukum-hukum tersebut.
Kedua keinginan yang memang tidak bertentangan dengan hukum atau perintah Tuhan dalam Sepuluh Perintah Allah dan tidak melanggar etika kehidupan pada umumnya, tetapi keinginan tersebut tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Keinginan ini berangkat dari selera dan kesenangan kita sendiri. Walaupun tidak bertentangan dengan hukum, tetapi kalau tidak sesuai dengan selera dan kesenangan Tuhan, berarti dosa (meleset, Yun. hamartia). Dalam hal ini orang percaya dipanggil untuk hidup di dalam kehendak Tuhan. Terkait dengan hal ini, Yakobus dalam suratnya menyatakan bahwa kalau seseorang tahu berbuat baik tetapi tidak melakukan berarti ia berdosa. Berbuat baik dalam tulisan Yakobus tersebut adalah baik dalam ukuran kehendak Tuhan, bukan ukuran hukum, sebab pergi berdagang ke kota lain untuk mendapat untung bukan sesuatu yang melanggar hukum, tetapi jika tidak sesuai dengan kehendak dan rencana Tuhan, berarti bertentangan dengan kehendak Tuhan.
Untuk memiliki kematian di dalam Tuhan seseorang harus bersedia dengan sungguh-sungguh memadamkan semua cita-cita pribadi, ambisi pribadi dan segala keinginan yang bermuara kepada diri sendiri. Bermuara kepada diri sendiri maksudnya demi kesenangan dan kepentingan diri sendiri. Hampir semua manusia yang hidup di dunia ini hidup dalam muara kepada diri sendiri. Hal ini dipandang sebagai standar yang umum dan wajar. Banyak orang berpikir justru inilah kewajaran manusia hidup yaitu memiliki keinginan. Menurut mereka orang yang tidak memiliki keinginan tidak perlu hidup lagi. Keinginan yang dimaksud mereka adalah keinginan yang berasal dari diri sendiri dan bermuara pada diri sendiri. Tentu saja akhirnya segala sesuatu yang dilakukan, dilakukan untuk kepentingan dan kesenangan hati Tuhan. Sekolah, kuliah, karir, bisnis, kerja, menikah dan lain sebagainya dilakukan untuk kemuliaan Tuhan.
Orang percaya bukan dilarang untuk memiliki keinginan. Manusia harus memiliki keinginan sebab manusia diciptakan Tuhan dengan keinginan. Tetapi orang percaya yang telah ditebus oleh darah Tuhan Yesus Kristus berarti mereka bukan milik mereka sendiri. Ini berarti segala sesuatu yang kita miliki adalah milik Tuhan, termasuk di dalamnya adalah keinginan-keinginan kita. Jadi, kalau seseorang telah ditebus oleh darah Tuhan Yesus, seharusnya ia tidak boleh memiliki keinginan dari diri sendiri dan bermuara untuk diri sendiri. Semua keinginan kita harus berakar dari pengertian kita terhadap apa yang
dikehendaki oleh Allah dan kita berusaha mewujudkannya.
Untuk mewujudkan apa yang dikehendaki oleh Allah, orang percaya harus terlebih dahulu memiliki moral umum yang baik kemudian mengerti apa yang diingini Tuhan untuk kita lakukan. Kalau moral umum saja sudah rusak atau belum diperbaiki, maka ia tidak akan bisa masuk ke dalam wilayah melalukan kehendak Tuhan. Untuk mengerti apa yang diingini Tuhan atau kehendak Tuhan seseorang harus memiliki kepekaan. Dan untuk membangun kepekaan seseorang harus mengerti kebenaran yang tertulis di dalam Alkitab serta memiliki pergaulan pribadi dengan Tuhan setiap hari. Pergaulan pribadi ini melalui doa dan setiap saat merenungkan kehadiran Tuhan dalam hidup ini. Melalui hal ini seseorang menumbuhkan kepekaannya terhadap apa yang diingini oleh Tuhan. Amin
“Semua keinginan kita harus berakar dari pengertian kita terhadap apa yang dikehendaki oleh Allah dan kita berusaha mewujudkannya.”
Berita Terbaru