Panggilan Orang Percaya

HomeBlogPanggilan Orang Percaya

Surat Gembala, 22 Mei 2016

Setiap agama memiliki pengharapan di balik kubur. Demi hal tersebut, mereka melakukan segala ritual ibadah, hidup menyepi jauh dari keramaian dengan maksud menghindarkan diri dari segala godaan duniawi. Mereka rela hidup berkelana ke sana ke mari dengan pakaian dan makanan seadanya dari pemberian orang bersedekah. Ada juga yang bertindak ekstrim dengan merelakan tubuhnya menjadi alat meledakkan bom hingga hancur berkeping-keping. Tentu masih banyak tindakan ekstrim lainnya. Mereka semua benar-benar menghayati panggilannya. Demikian halnya Saulus, dengan segala keyakinannya, ia melakukan aniaya kepada orang percaya demi membela tuhannya dan mencari surga. Mereka semua benar-benar menghayati dan menghidupi arti sebuah panggilan yang mereka yakini benar.

Lalu, bagaimanakah dengan panggilan orang percaya atau orang Kristen? Selama ini, orang kristen telah terlelap dalam tidur dan mimpinya yang panjang mengenai pengharapan akan Tuhan. Selama ini kristen telah dimasukan kedalam “kotak kecil” yang bernama, “hanya oleh kasih karunia” maka semuanya akan menjadi beres. Betul, korban Kristus di atas salib telah menyelesaikan seluruh tuntutan dosa yaitu maut, namun demikian, ada bagian lain dalam diri manusia yang tidak otomatis masuk ke dalam ‘garansi’ penebusan, yaitu perubahan kodrat dosa kepada kodrat ilahi. Penebusan dosa oleh darah Kristus tidak membuat otomatis terjadinya perubahan karakter manusia, namun demikian untuk urusan ini, Tuhan tidak mungkin lepas tangan, yang pasti Ia sendiri telah memberikan teladan hidup bagi orang percaya (1Pet. 2:21) dengan demikian manusia tidak dapat mengelak. Panggilan orang kristen bukan sekadar percaya mati masuk surga, tetapi dipanggil untuk menjadi seperti Kristus, to be like Christ dan menyelesaiakan pekerjaan-Nya yang belum Ia lakukan, yaitu menjadikan semua bangsa murid-Nya (Mat. 28:19). Tugas ini sangat berat. Mengapa demikian? Menjadikan seseorang murid Kristus, bukanlah sekadar menjadikan orang memiliki etika dan kesantunan umum, tetapi menjadikan murid Kristus adalah mengubah watak atau karakter manusia yang berdosa sampai menjadi manusia yang berwatak ilahi seperti sedia kala, yaitu serupa dan segambar dengan Allah. Hal ini harus dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu, tanpa demikian sulit rasanya.

 

Ingat, keselamatan di dalam Kristus, adalah usaha Allah untuk mengembalikan manusia kepada format awal penciptaan-Nya. Orang yang mengaku percaya kepada Kristus, hendaknya memandang keselamatan tidak lagi murahan dengan berkata, “asal percaya, mati masuk surga”. Percaya atau iman bukanlah aktivitas pikiran atau batin belaka, tetapi percaya adalah, seluruh bentuk aktivitas pikiran dan batin yang benar yang terperagakan dalam perbuatan atas dasar iman penurutan akan kehendak Allah. Hanya orang-orang yang mau diformat ulang saja yang mau memahami perkataan ini dan segera memeragakannya ke dalam seluruh aktivitas hidupnya. Panggilan orang percaya (orang Kristen) memiliki kualitas yang tinggi, jauh dari standar orang diluar kristen, yaitu diperkenan untuk mengenakan kemuliaan Allah yang telah hilang dari padanya sejak dosa yang dilakukan oleh Adam. Janganlah kiranya kita kehilangan fokus panggilan, ketika kita menghadapi tantangan dan permasalahan hidup seberat apa pun. Yakinlah bahwa, buah keselamatan pasti diberikan kepada orang yang terpanggil, terpilh dan yang setia kepada-Nya (Wah.17:14). Oleh sebab itu, hargailah panggilan Allah dengan melakukan hidup benar seturut dengan kehendak-Nya, maka kelak kita pasti tidak akan pernah menyesal selama-lamanya (Wah. 2:11, 3:21). Selamat berjuang! Amin.

“Janganlah kiranya kita kehilangan fokus panggilan, ketika kita menghadapi tantangan dan permasalahan hidup seberat apa pun.”

Written by

The author didnt add any Information to his profile yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *