Pengertian Menyerahkan Hati

HomeBlogPengertian Menyerahkan Hati

Surat Gembala, 24 Juli 2016

Jikalau seseorang jatuh cinta dengan cinta yang sangat kuat dan mendalam serta murni, maka ia pasti akan bersedia menyerahkan hatinya kepada pribadi seorang yang dicintainya. Menyerahkan hati artinya kesediaan menuruti kehendak orang yang dicintainya, berusaha memuaskan hasratnya dan bersedia menyatukan selera, cita-cita dan tujuan hidup dengan orang yang dicintainya. Demikianlah kalau seseorang mengasihi Tuhan dengan benar, maka ia akan rela menyerahkan hati kepada Tuhan. Menyerahkan hati kepada Tuhan, berarti bersedia menuruti kehendak-Nya, memuaskan hati-Nya dan bersedia memiliki pikiran dan perasaan seperti yang Tuhan Yesus miliki, sehingga menjadi satu selera, cita-cita dan tujuan dengan Tuhan (Filipi 2:5-7). Jika tidak demikian berarti belum mengasihi Tuhan secara benar. Memahami kebenaran ini kita dapati ternyata banyak orang menyatakan telah menyerahkan hati bagi Tuhan, padahal tidak sama sekali.

Perjuangan hidup kita sebagai anak Tuhan yang paling berat adalah bagaimana kita dapat menyerahkan hati kepada Tuhan secara benar. Kehadiran seseorang di gereja bukanlah tanda atau ciri bahwa seseorang tersebut telah mengasihi Tuhan dengan benar dan menyerahkan hati kepada Tuhan. Bahkan ketika seseorang mengambil bagian dalam pekerjaan Tuhan dan bahkan sekali pun menjadi pejabat gereja, hal itu bukanlah jaminan bahwa seseorang terseut telah menyerahkan hatinya kepada Tuhan.

 

Kalau hanya untuk mengerjakan atau terlibat dalam pekerjaan pelayanan gereja, maka tidak perlu berjuang untuk menyerahkan hati bagi Tuhan, sebab mekanisme pekerjaan tersebut sudah jelas dan hampir semua orang dengan mudah dapat mengerjakannya. Dengan mudah seseorang melihat orang lain melakukannya, kemudian mengikuti jejaknya. Tidak sedikit pekerjaan pelayanan menjadi sarana seseorang mencari keuntungan pribadi. Kegiatan pelayanan di gereja masih membuka peluang seseorang memanfaatkannya untuk mendapat uang, kedudukan dan kehormatan manusia. Tetapi untuk dapat menyerahkan hati kepada Tuhan tidak mudah bisa dipelajari dari manusia lain. Seseorang harus belajar sendiri dari Tuhan melalui pekerjaan Roh Kudus. Tentu saja pembina rohani harus juga berperan di sini memberikan bimbingan. Melakukan pekerjaan Tuhan berdasarkan sikap hati yang diserahkan pasti tertuju hanya untuk kepentingan Tuhan semata-mata, tidak terdapat atau mencari celah untuk memanfaatkan setiap pelayanan bagi kepentingan pribadi. Amin

“Menyerahkan hati kepada Tuhan, berarti bersedia menuruti kehendak-Nya, memuasakan hati-Nya dan satu tujuan dengan Tuhan.”

Written by

The author didnt add any Information to his profile yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *