Surat Gembala, 2 Mei 2016
Adalah sebuah kesalahan jika seseorang yang memikirkan tentang Tuhan sudah merasa mengetahui siapa Tuhan yang sebenarnya. Nikodemus telah mewakili pemahaman banyak orang. Pada malam hari ia datang kepada Tuhan Yesus dan berkata, “Rabi, kami tahu, bahwa Engkau datang sebagai guru yang diutus Allah; sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan tanda-tanda yang Engkau adakan itu, jika Allah tidak menyertai.” Nikodemus dan pengajar Yahudi (kami), telah memiliki pemahaman tentang Tuhan Yesus sebagai pengajar yang datang dari Allah, melalui tanda-tanda yang Ia lakukan. Pola pengajaran yang Tuhan Yesus lakukan sangat berbeda dengan pola rabi-rabi Yahudi pada umumnya, termasuk Nikodemus sendiri. Dari pengamatan, Nikodemus memberikan kesimpulan sekaligus sanjungan bahwa, Tuhan Yesus adalah rabi yang diutus Allah bagi kaum Israel. Dengan bermodalkan pengetahuan yang Nikodemus miliki tentang pribadi Tuhan Yesus, ia rasa sudah cukup menjadi pengajar Israel.
Dari pernyataan Nikodemus, seakan Tuhan Yesus hendak berkata bahwa, pengetahuan tentang siapa Diri-Nya, bukanlah prestasi puncak kerohanian seseorang atau seorang pengajar Israel yang sesungguhnya. Pernyataan Nikodemus ditanggapi oleh Tuhan Yesus dengan mengatakan, bahwa sesungguhnya jika seseorang tidak lahir kembali, maka ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Rupa-rupanya, pengetahuan tentang Allah tidak cukup sebagai pengetahuan agamani. Pengenalan tentang Allah harus mendorong seseorang sampai masuk ke dalam Kerajaan Allah. Dilahirkan dari air dan Roh artinya adalah, bahwa seseorang harus memiliki pemahaman dan cara hidup yang sama sekali berbeda dengan cara hidup lama, yang telah diwarisi oleh nenek moyang. Kata ‘tahu’ dalam teks aslinya menggunakan kata ????, eid? , artinya, mengenal lengkap atau utuh secara akali. Berbeda dengan kata, ???????, gin?sk?, Ing. knowing by experiencing, mengenal karena mengalami, merasakan, mengecap, menikmati secara pribadi. Air dapat diartikan sebagai firman Tuhan yang membersihkan tubuh dan Roh berbicara pimpinan Allah. Jika seseorang telah dibersihkan oleh firman, maka seseorang harus mau dipimpin oleh Roh Allah sehingga roh seseorang akan hidup kembali (lahir kembali).
Lahir baru, bukanlah sebuah momentum, tetapi akumulasi dari pertobatan yang dilakukan seseorang setiap saat sampai hal tersebut mampu merobohkan pola pikir lama dan mengubah perilaku hidup yang lama menjadi baru seperti yang Tuhan kehendaki. Oleh sebab itu, setiap orang harus memiliki perbendaharaan logos (pengetahuan tentang Allah), yang memadai sehingga ketika logos itu bertemu dengan peristiwa-peristiwa hidup yang sesungguhnya akan menjadi rhema (firman yang telah dihidupi). Allah ingin menikmati perubahan karakter seseorang, bukan hanya perubahan pengetahuan. Apa artinya perubahan pengetahuan tentang Allah, jika tidak teraplikasi di dalam penyelenggaraan hidup seseorang setiap hari. Di dalam Yohanes 3:21, Tuhan menutup perkataan-Nya dengan kalimat, barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah. Inilah ar ti lahir baru yang Tuhan maksudkan, yaitu melakukan yang benar di dalam Allah. Pastikan pengetahuan kita tentang Tuhan tidak hanya menjadi “pajangan etalase pikiran” belaka, tetapi benar-benar menjadi perilaku hidup yang sungguh dapat dinikmati oleh Tuhan. Amin.
“Apa artinya perubahan pengetahuan tentang Allah, jika tidak teraplikasi di dalam penyelenggaraan hidup seseorang setiap hari.”
Berita Terbaru