Surat Gembala, 11 Juni 2017
Saudaraku,
Sebuah fakta dalam kehidupan yang tidak dapat dibantah adalah bahwa untuk menjadi dewasa dan sempurna seperti yang dikehendakai oleh Tuhan membutuhkan waktu. Dalam hal ini tidak ada mukjizat, artinya tidak ada cara ajaib yang mudah oleh kuasa di luar diri kita untuk mengalami perubahan menjadi dewasa tersebut. Dalam hal ini Tuhan tidak membuat kejaiban semacam sulapan untuk mengubah kita menjadi dewasa. Perubahan harus melalui sebuah proses bertahap yang ketat oleh perjuangan masing-masing kita dalam meresponi penggarapan Tuhan melalui Roh-Nya. Oleh sebab itu kita tidak boleh menunggu Tuhan, sebab sebenarnya kitalah yang sedang ditunggu oleh Tuhan. Kita yang harus aktif mencari Tuhan. Tuhan sedang menyediakan Diri untuk ditemukan. Hanya orang yang mencari Tuhan, artinya haus dan lapar akan kebenaran, yang akan menemukan Dia sebagaimana mestinya atau dipuaskan oleh Tuhan. Orang yang merasa tidak atau kurang membutuhkan Tuhan adalah orang-orang yang tidak mendapat bagian apa-apa dari Tuhan.
Saudaraku, tanpa perjalanan waktu seseorang tidak akan dapat sempurna. Mengingat hal ini, maka betapa berharganya waktu yang Tuhan berikan. Hal ini akan sangat dihayati ketika seseorang menjumpai kenyataan dan sadar sepenuhnya bahwa waktu yang diberikan Tuhan telah habis dan ia tidak dapat memutar balik atau membuat mundur waktu hidupnya. Keadaan itu sangat mengerikan. Hal ini akan dialami pada waktu seseorang ada di pembaringan terakhirnya, sebelum ajal menjemput, sementara ia belum mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh. Tidak ada kata yang dapat melukiskan keadaan yang sangat mengerikan tersebut. Melalui surat ini, saya mengingatkan Saudara untuk mulai sadar dan bertindak nyata mengubah cara hidup Saudara.
Suatu hukum kehidupan yang tidak dapat kita sangkal adalah bahwa manusia tidak dapat dipisahkan dengan perjalanan waktu. Manusia sadar atau tidak, ada dalam perjalanan waktu. Manusia harus tunduk kepadanya, sebab tidak seorangpun di antara kita yang sanggup menghentikan perjalanan waktu ini. Kenyataan ini harus kita camkan dengan seksama dan sungguh-sungguh. Saudara tidak boleh masa bodoh, sebab ketidakpedulian Saudara akan mendatangkan celaka dan malapetaka abadi dalam hidup ini. Waktu menjadi anugerah bagi orang yang mengisi waktu hidupnya secara bijaksana, sebaliknya waktu menjadi kutuk bagi orang yang mengisi hari-hari hidupnya dengan tidak bijaksana. Firman Tuhan mengatakan agar kita memperhatikan dengan seksama bagaimana kita harus hidup. Kita harus menjadi bijaksana, artinya menggunakan kesempatan yang ada untuk mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh. Orang yang bijaksana adalah orang yang menghitung hari hidupnya. Menghitung di sini artinya menghargai waktu yang diberikan oleh Tuhan, sebab waktu yang diberikan Tuhan terbatas dan sangat singkat.
Oleh sebab itu, Saudaraku, perlu sekali kita memeriksa hidup apakah hidup kita sudah benar atau bijaksana. Orang-orang bijaksana adalah mereka yang mengerti kehendak Tuhan dalam hidupnya secara pribadi dan melakukan kehendak-Nya dengan sukacita serta rela. Di dalam waktu hidup ini terdapat kesempatan, kesempatan ini bisa saya ibaratkan sebagai kendaraan yang membawa Saudara kepada kebenaran Allah. Firman Tuhan mengatakan agar kita mempergunakan waktu yang ada. Di sini waktu ibarat kendaraan yang dimanfaatkan. Dimanfaatkan di sini lebih tepat digunakan kata diarahkan ke tujuan yang benar. Sebab waktu tetap berjalan, tidak ada yang dapat menghentikannya. Semua orang terseret oleh waktu itu. Karenanya sementara kita terseret oleh waktu, hidup kita di dalam waktu ini diarahkan ke tujuan yang benar
Harus selalu diingat bahwa waktu hidup kita ini sangat singkat, artinya kendaraan yang membawa kita kepada kebenaran ini terbatas waktu penggunaannya. Oleh sebab itu waktu yang sisa ini jangan kita gunakan untuk hal-hal yang Tuhan tidak kehendaki, tetapi kita gunakan secara bijaksana. Keterlibatan Tuhan secara penuh sebagai Pembimbing, Mentor dan Guru Agung harus kita sambut dengan benar. Kehadiran Tuhan dalam hidup kita harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, sebab itu adalah anugerah. Saudara harus masuk urusan Tuhan yang sedang berusaha mengubah Saudara. Saudara tidak boleh masuk urusan Saudara sendiri. Urusan sendiri membawa kepada kebinasaan, tetapi urusan Tuhan membawa kepada kemuliaan.
Teriring salam dan doa.
Berita Terbaru