Pertumbuhan Rohani

HomeBlogPertumbuhan Rohani

Surat Gembala, 13 Desember 2015

Bagi umat percaya, pertumbuhan merupakan tuntutan yang tidak bisa ditawar lagi. Ada bagian penting dalam kehidupan manusia yang rusak tetapi hal tersebut tidak banyak diketahui, termasuk orang Kristen, yaitu watak. Mungkin kita bertanya, watak bagaimana yang telah rusak?

Tidak bisa disangkali bahwa masih banyak dijumpai orang-orang yang berbudi luhur dan mulia. Lembaga pendidikan di sekolah, agama juga di sekolah-sekolah kepribadian mampu mengembangkan moral umum manusia, yaitu tidak mencuri, tidak membunuh, tidak berzinah, dan tidak melanggar hukum positif yang lain. Tetapi lembaga-lembaga tersebut tidak mampu membangun kembali dan bahkan menumbuhkan watak ilahi yang telah hilang bersama dosa Adam (Roma 8:28). Manusia hanya mampu hidup secara manusiawi yang berkecenderungan duniawi. Anak-anak Allah memiliki tuntutan yang sangat tinggi. Bukan saja memiliki moral yang baik, tetapi harus lebih dari pada itu, yaitu berwatak ilahi atau jika meminjam kalimat rasul Petrus, berkodrat ilahi (1 Pet. 1:4). Pertanyaannya adalah, bagaimana supaya manusia dapat kembali mengenakan kodrat ilahi sehingga mampu berwatak ilahi?

Kelahiran kembali berbicara akan pengosongan diri terhadap segala naluri kehidupan lama kita. Jika Kristus telah meninggalkan dunia dengan segala pengaruhnya melalui kematian-Nya, demikianlah hendaknya setiap anak Tuhan melakukan hal yang sama. Harus kita sadari bahwa watak kita adalah watak yang tidak memiliki fokus kepada kemuliaan Allah. Mengapa demikian? Segala bentuk kebaikan yang kita lakukan jika kita mau jujur, sebenarnya berfokus kepada kemuliaan diri sendiri. Kalau pun berbuat baik untuk mendapat pahala dari Tuhan dan ternyata hal itu buat diri sendiri bukan untuk kemuliaan Tuhan.

Bagi anak-anak Tuhan, pertumbuhan rohani dalam hal ini watak, hanya bisa terlaksana dengan baik jika mereka telah mengalami kematian yang sejajar dengan lahir baru. Jika seseorang telah mati, maka akan tumbuh sebuah benih baru yaitu benih ilahi yang memungkinkan anak-anak Tuhan tidak bisa lagi berbuat dosa. Artinya, dengan matinya watak manusiawi yang duniawi, maka anak-anak Allah dimungkinkan untuk bertumbuh watak ilahinya.

Kelahiran ini memberi kita arah hidup, yaitu “supaya kita menjadi anak-anak Allah” dan Tuhan memberi kemampuan kepada kita untuk menjadi anak Tuhan yang berkenan kepada-Nya. Dilahirkan oleh Allah, ini adalah suatu peristiwa besar dalam kehidupan manusia, yang lebih luar biasa dari kelahiran anak manusia secara fisik.

Kata dilahirkan dalam teks aslinya adalah egenneetheesan, kata in dari akar kata gennao, yang dapat dikalimatkan, bahwa kita telah diubah dengan natur yang berbeda dengan natur manusia pada umumnya. Gereja harus menjadi sarana Tuhan untuk menuntun jemaat kepada pertumbuhan ini. Kita sering menganggap bahwa watak yang kita miliki adalah watak yang tidak perlu diubah, kadang-kadang ada anak-anak Tuhan yang bangga dengan watak masa lalunya, misalnya sok jagoan, tidak mau mengalah, mau dihormati, dan dianggap menonjol dan penting dan masih banyak lagi.

Pertumbuhan secara rohani adalah pertumbuhan benih ilahi yang Tuhan telah taruh dalam kehidupan setiap individu (Yoh. 1:12-13), di mana umat pilihan dimungkinkan memiliki karakter seperti Tuhan atau mengenakan pribadi Tuhan dalam hidupnya. Untuk proses ini Tuhan bekerja keras melalui Roh-Nya dalam hidup kita, Firman Tuhan (Yoh. 8:31-32) dan segala peristiwa yang Tuhan kehendaki terjadi dalam hidup kita (Rom. 8:28). Roh Kudus sebagai pemandu, Firman Tuhan sebagai dasarnya.

Standar pertumbuhan rohani kita adalah Kristus sendiri, bukan yang lain. Tidak ada dan memang tidak boleh ada ukuran selain Tuhan Yesus Kristus. Dia adalah model atau prototipe yang dikehendaki Allah. Menjadi seperti Yesus adalah menjadi sama dalam kepribadian-Nya. Kepribadian inilah yang menjadi dasar seluruh tingkah laku seseorang. Orang Kristen yang telah mengalami kelahiran baru, yaitu orang yang telah memiliki komitmen memilih Yesus bukan dunia ini. Kita akan gagal menjadi anak Tuhan yang rohani atau berkenan kepada Tuhan kalau kita tidak menyadari bahwa kita telah memiliki status dan keberadaan yang berbeda dengan anak-anak dunia. Dari sinilah awal mula pertumbuhan rohani kita bisa terjadi. Amin.

” Orang Kristen yang telah mengalami kelahiran baru, yaitu orang yang telah memiliki komitmen memilih Yesus bukan dunia ini..”

Written by

The author didnt add any Information to his profile yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *