Surat Gembala, 2 April 2017
Anak-Ku,
Ketika kamu masih belum dewasa, Aku bisa mengerti dan menerima kalau kamu bersikap tidak sopan atau bisa Kukatakan sebagai tindakan kurang ajar terhadap-Ku. Hal itu kamu lakukan karena kamu tidak tahu bagaimana sepantasnya bersikap terhadap Aku, Bapamu. Sama seperti seorang anak manusia yang masih kanak-kanak, sikap tidak sopan dan kurang ajarnya terhadap orang tua dimengerti dan diterima, sebab ia belum dewasa. Tetapi setelah Kupandang mestinya kamu sudah dewasa, Aku memperkarakan dengan serius setiap tindakanmu.
Kamu bersikap kurang ajar terhadap-Ku pada waktu kamu bertindak tanpa mempertimbangkan apakah Aku menyukai tindakanmu tersebut atau tidak. Kamu bertindak seakan-akan Aku tidak ada. Padahal jangankan tindakanmu yang kelihatan dan ucapanmu yang terdengar, suara hati dan gerak pikiranmu pun Kuketahui. Kamu bertindak seakan-akan tidak ada pemerintahan-Ku yang sedang berlangsung. Kamu bertindak seakan-akan kamu berada di daerah yang tidak bertuan. Padahal Akulah Allah semesta alam yang menegakkan kehidupan ini. Akulah Tuannya.
Dalam doa yang diajarkan Putra-Ku, kamu mengucapkan agar Kerajaan-Ku datang dan kehendak-Ku jadi di bumi seperti di surga. Itu artinya agar Aku hadir membawa pemerintahan-Ku di semua wilayah hidupmu. Kamu hidup dalam Kerajaan-Ku, di mana kehendak-Ku menjadi hukumnya. Dalam segala hal yang kamu pikirkan, ucapkan dan lakukan di mana pun dan kapan pun, kamu harus tunduk kepada kehendak-Ku. Kamu tidak lagi memiliki kehidupanmu sendiri, sebab kehidupanmu telah kamu tundukkan di bawah pemerintahan-Ku.
Ketika kamu merasa berhak memiliki keinginan dan melakukan sesuatu tanpa mempertimbangkan perasaan dan pikiran-Ku, maka berarti kamu telah mencoba membangun pemerintahanmu sendiri. Kamu tidak mengakui keberadaan Kerajaan-Ku yang di dalamnya terdapat hukum yang harus ditegakkan secara mutlak, yaitu kehendak-Ku. Dengan sikap seperti itu, sesungguhnya kamu bersikap tidak sopan dan kurang ajar terhadap-Ku. Kalau hal ini berlangsung terus, maka Aku memandangnya sebagai pemberontakan. Itu juga berarti kamu tidak melakukan kehendak-Ku, Bapamu. Kamu tahu, suatu hari Putraku akan mengusir kamu dan mengatakan bahwa Putra-Ku tidak mengenal kamu dan kamu harus enyah dari hadapan-Nya.
Orang yang bertindak sesukanya sendiri adalah orang yang membangun kerajaannya sendiri. Ia menikmati kerajaannya itu sampai menjadi terbiasa hidup dalam pemerintahannya sendiri. Kalau hal itu berlangsung berlarut-larut, maka ia tidak akan pernah rela menyerahkan kekuasaan hidupnya kepada-Ku. Dengan tindakan tersebut ia bersikap sombong dan menentang kedaulatan-Ku sebagai Allah. Sesungguhnya orang seperti itu memiliki allah lain di hadapan-Ku. Allahnya adalah dirinya sendiri. Orang seperti itu membangun takhtanya sendiri. Tahukah kamu bahwa sikap seperti itu adalah tindakan membangun takhta untuk menyamai diri-Ku? Tindakan bodoh seperti itu juga telah dilakukan oleh si jahat, Lusifer.
Sebelum keadaan semakin memburuk, dan kamu tidak lagi dapat berbalik untuk bertobat, Aku memanggil kamu pulang dalam pelukan-Ku. Aku Bapamu yang setia menunggu kepulanganmu, seperti bapa yang menunggu anak bungsu yang terhilang keluar dari rumah. Kesempatan ini Kutawarkan kepada-Mu, sebab Aku melihat masih ada kemungkinan kamu Kudidik dan Kuubah. Roh-Ku masih belum meninggalkan kamu. Tetapi kalau kamu sudah berkeadaan tidak bisa diperbaiki lagi, maka Roh-Ku tidak akan lagi memimpinmu. Itu berarti kamu telah menghujat Roh-Ku.
Kamu sekarang berpikir, bahwa kamu tidak akan menghujat Roh-Ku. Kamu pikir hal itu tidak akan pernah terjadi dalam hidupmu. Kamu tidak tahu, kuasa kegelapan sedikit demi sedikit, setapak demi setapak menggiringmu berkeadaan semakin memburuk agar kamu tidak bisa diperbaiki lagi. Kamu tidak menyadari betapa berbahayanya keadaan hidupmu sekarang.
Sesungguhnya telah banyak orang Kristen yang tidak akan pernah menjadi anak-Ku. Mereka menganggap bahwa dirinya masih menjadi anak-Ku, tetapi sebenarnya mereka adalah anak-anak dunia yang bisa dihisapkan sebagai anak-anak kegelapan. Hati mereka telah melekat dengan keindahan materi dunia ini. Bagi mereka, kebahagiaan hidup adalah dunia ini. Mereka juga telah membangun kerajaannya sendiri. Mereka hidup hanya untuk kesenangan mereka sendiri tanpa memedulikan perasaan dan pikiran-Ku. Kamu jangan mengikuti jejak hidup mereka. Oleh sebab itu, pulanglah selagi pintu anugerah masih terbuka. Pulanglah sekarang, anak-Ku.
Aku yang selalu mengasihimu,
Bapamu
Berita Terbaru