Tekad Mengasihi Tuhan

HomeBlogTekad Mengasihi Tuhan

Surat Gembala, 20 September 2015

Kasih adalah kata yang mudah diucapkan tetapi sangat sulit diilakukan. Kasih adalah sebuah tindakan nyata yang tidak cukup dikatakan atau didefinisikan. Menurut KBBI, on line 2015, kata kasih memiliki arti, perasaan sayang. Kasih tidak cukup terjadi dalam perasaan, tetapi harus nyata dalm tindakan, jika kasih hanya terjadi di dalam perasaan, maka itu bisa disebut hanya sebagai “teori kasih.” Kasih harus dipraktekkan. Firman Tuhan mengajar kita dalam 1 Yohanes 3:18, “Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.”

Tuhan Yesus adalah pribadi yang sangat nekat untuk mengasihi manusia tetapi tidak konyol. Mengapa demikian? Dia tahu bahwa dirinya kelak akan ditolak dan dikhianati oleh manusia, tetapi Dia tetap melakukan nya. Yang dia tahu adalah, “… makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.” (Yoh. 4:34) apa yang Tuhan Yesus katakan bukan hanya pada tataran filosofis saja, tetapi benar-benar dilakukan-Nya dengan sengaja dan Dia tahu tujuannya. Tindakan Tuhan Yesus telah menginspirasi kuat bagi Paulus seperti yang ia katakan: Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Flp. 1:21) Ungkapan Paulus telah dibuktikan dalam pelayanannya, dan sejarah gereja mencatat matinya pun dipancung, demikian halnya dengan murid-murid yang lainnya.

Kasihilah Tuhan Allahmu, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu (Mrk.12:30, Lks.10:27). Tugas kita sebagai orang percaya adalah mengasihi Tuhan dengan segenap potensi yang kita miliki. Waktu, tenaga, pikiran, harta bahkan nyawa kita (Yoh.12:25). Ada sebuah paradoks, pada saat kita mengasihi, pada saat yang sama kita juga membenci. Apa maksudnya? Manusia tidak mungkin pada saat yang sama mengasihi Tuhan juga menghasihi dunia (Yak.4:4). Mengasihi Tuhan sejajar dengan membenci dosa dalam diri kita, kurang dari ini belum mengasihi seperti yang Tuhan harapkan. Ingat, kodrat dosa yang melekat dalam diri kita tidak serta merta hilang ketika kita menerima kasih karunia Allah, yaitu penebusan. Kasih karunia hanya memberikan kesempatan kepada orang percaya untuk mampu menyangkali kodrat dosanya, dan itulah yang Tuhan kehendaki. Menerima kasih karunia adalah cuma-Cuma, tetapi mengikut Tuhan harus sangkal diri, dan pikul salib (Lks.9:23). Sangkal diri, pikul salib sejajar dengan tidak menyayangkan nyawa yang di dalamnya mengandung pikiran, perasaan dan kehendak. Kasih kita harus dipaksa untuk mengasihi Tuhan. Mengapa? Karena kasih yang kita miliki sesungguhnya berasal dari Tuhan, tetapi akibat dosa, fokus dan tujuan kasih kita telah melenceng. Manusia telah mengasihi dunia, karena memang dunia “sanggup” memuaskan keinginan daging sebagai kodrat dosa. Jika kasih kita tertuju kepada dunia, maka dunia akan meuntun kita untuk semakin menjauh dari Tuhan, demikian sebaliknya. Tuhan tidak hadir sebagai fisik, oleh sebab itu mengasihi Tuhan harus dimulai dengan selalu menghayati kehadiran Tuhan dimanapun kita berada, dengan demikian kita akan terlatih untuk tidak melukai perasaan Tuhan. Masalah kehidupan yang datang kepada kita merupakan saat yang kondusif untuk membuktikkan kasih kita kepada Tuhan. Tuhan adalah pribadi yang tulus dan kudus, jadi kasihilah Tuhan dengan hati yang kudus dan tulus pula. Amin.

“Masalah kehidupan yang datang kepada kita merupakan saat yang kondusif untuk membuktikkan kasih kita kepada Tuhan.”

 

Written by

The author didnt add any Information to his profile yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *