Surat Gembala, 3 September 2017
Saudaraku,
Beberapa hari ini ada beberapa SMS yang masuk ke handphone saya mengenai keluarga mereka yang dilanda kecemasan akibat badai Harvey yang melanda di beberapa wilayah di Amerika, khususnya di wilayah Texas. Saat ini, jalanan berubah menjadi seperti lautan di kota Houston. Menurut catatan, badai Harvey telah banyak menelan korban jiwa. Badai tersebut juga menyapu negara bagian Texas tiada ampun dengan ganasnya, dan juga telah meluluhlantahkan bangunan dan menimbulkan banjir dahsyat terutama di kota Houston. Gubernur Texas, Greg Abbott menyatakan, bahwa badai Harvey merupakan salah satu bencana alam terhebat yang pernah dihadapi Amerika Serikat. Regu evakuasi dan penyelamat sendiri sibuk mengevakuasi warga yang terjebak di kendaraan dan rumahnya dengan menggunakan berbagai peralatan dan kendaraan serta helikopter. Kota Houston saja dipenuhi puluhan kendaraan baik mobil maupun truk yang tergenang di jalan raya kota terpadat di Texas itu. Mobil-mobil yang setengah tenggelam ditinggalkan di jalan-jalan akibat hujan lebat dan Badai Harvey.
Sementara itu, di beberapa kawasan, aliran listrik masih teputus. Ratusan ribu penduduk, paling tidak 300.000 penduduk hidup tanpa listrik pada hari-hari ini. Pejabat setempat mendesak warga agar tidak ke luar ke jalanan karena beranggapan badai sudah berlalu. Menurut berita ribuan orang sudah diungsikan untuk menghindarkan diri dari bencana yang lebih parah dan guna penyelamatan mereka. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan status darurat di negara bagian Louisiana, yang terdampak amukan badai tropis Harvey yang menggetarkan tersebut.
Sebelum bencana badai Harvey melanda di wilayah tersebut, sebenarnya penduduk sudah diberi peringatan. Peringatan diberikan agar warga menyelamatkan diri. Ketika peringatan diberikan, badai yang berkategori dahsyat itu menurut laporan terakhir sudah sangat dekat dengan daratan selatan Texas dan efeknya akan katastropik, yaitu sangat berpotensi menghancurkan banyak bangunan, mengakibatkan banjir dashyat, dan sangat mungkin menelan banyak korban jiwa. Badai Harvey dapat menciptakan kekuatan gelombang setinggi 4 meter dengan kecepatan angin sekitar 200 km perjam atau lebih.
Badai ini diperkirakan dapat menjadi badai terdahsyat sejak Badai Katrina yang meluluhlantahkan negara bagian Louisiana dan menewaskan lebih dari 1800 jiwa tahun 2005 pada pemerintahan Presiden George Bush. Dengan kombinasi badai dengan angin yang dashyat, badai Harvey mengakibatkan wilayah yang dilandanya tidak dapat dihuni hingga beberapa minggu atau bahkan berbulan-bulan. Gubernur Texas telah mengeluarkan peringatan kepada penduduk untuk segera meninggalkan wilayah yang akan diterjang badai Harvey. Warga sempat berbondong-bondong mengungsikan diri yang menyebabkan jalan tol di Texas macet. Bisa dibayangkan betapa cemasnya mereka. Biasa hidup dalam suasana tenang dan nyaman, sekarang harus segera menyelamatkan diri dari “raksasa” bencana yang mereka tidak tahu dahsyatnya.
Saudaraku,
Kita semua tahu selama ini Amerika dianggap sebagai negara yang maju, kuat dan makmur. Banyak warga dunia, juga warga Indonesia berimigrasi ke sana dengan mimpi dan harapan memperoleh kehidupan yang lebih layak, lebih bahagia, lebih aman, lebih nyaman dan terjamin. Tetapi dengan adanya badai Harvey, badai Katrina, badai Rita, badai Emili, badai Ophelia, tornado dan lain sebagainya, ternyata kehidupan di sana juga tidak terjamin ketenangannya. Biasanya badai datang pada bulan agustus sampai Oktober. Sehebat apapun Amerika dengan kemajuan teknologi dan angkatan perangnya, tidak akan dapat melawan badai-badai tersebut.
Saudaraku,
Semua itu mengingatkan kita bahwa memang tidak ada tempat yang nyaman dan aman di bumi ini. Di Indonesia memang tidak ada badai seperti yang ada di Amerika, tetapi banyak badai lain yang membuat kita juga tidak merasa aman di negeri ini.
Saudaraku,
Ingatlah, memang tidak ada tempat yang aman di bumi ini. Tidak ada, percayalah. Tempat yang aman hanya di Langit yang baru dan bumi yang baru; LB3.
Teriring salam dan doa. Dari saudaramu,
Erastus
Berita Terbaru