Banyak orang berpikir bahwa kalau sudah menjadi orang yang terpilih berdasarkan kedaulatan mutlak Allah maka proses keselamatan akan berlangsung dengan sendirinya. Mereka mengajarkan bahwa manusia tidak berkuasa atas pemilihan itu sama sekali. Manusia hanya menerima saja “nasib” yang ditentukan (predetinate) baginya. Di dalamnya mereka berpikir Allah dimuliakan baik oleh orang yang diselamatkan maupun orang yang tidak diselamatkan. Pengajaran yang salah ini benar-benar telah menyesatkan banyak orang. Hal ini terbukti di negara-negara Kristen yang gerejanya dominan menganut theologia ini sudah menjadi negara yang seakan-akan tidak pernah mengenal Injil. Apakah hal ini berarti semakin tahun jumlah orang yang terpilih (kuotanya) makin sedikit. Hal ini karena pemilihan Tuhan atau karena dunia semakin jahat? Jelas karena semakin bertambah kejahatan maka kasih kebanyakan orang menjadi dingin (Mat. 24:12-13), Paulus juga mengatakan bahwa di akhir jaman keadaan manusia semakin
rusak (2Tim. 3:1-5). Semakin sedikit orang yang selamat bukan karena jumlah yang dipilih semakin sedikit tetapi karena kejahatan bertambah-tambah.
Pengajaran yang tidak tepat tersebut telah mengunci pikiran banyak orang dan membelenggunya sehingga mereka tidak memiliki usaha yang serius untuk menjadi sempurna seperti Bapa. Mereka tidak memiliki pergumulan untuk diselamatkan (Luk. 23:13-14), sebab mereka berpikir seakan-akan secara otomatis seorang akan bisa sampai ke Sorga asalkan sudah terpilih. Pada hal banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang terpilih. Mereka yang terpilih adalah mereka yang mengusahakan pakaian pesta, bukan diberi oleh Raja yang mengundangnya ke pesta tersebut (Mat. 22:1-14). Pakaian pesta melambangkan kesucian hidup atau moral berstandar Allah, dan itu harus diusahakan dengan sungguh-sungguh, maka Tuhan akan menolong. Setelah Tuhan menyediakan anugerah-Nya, Tuhan tidak akan menolong orang yang tidak bertobat atau menolong dirinya sendiri. Setiap orang harus meresponi anugerah-Nya dengan tanggung jawab. Itulah sebabnya Alkitab penuh seruan untuk bertobat, meninggalkan kejahatan dan cara hidup yang salah, mengalami pembaruan pikiran, berusaha tidak hidup tidak tercela, keluar dari cara hidup yang salah dan tidak menjamah apa yang najis dan lain sebagainya yang pada dasarnya setiap orang percaya harus memenuhi panggilannya untuk sempurna seperti Bapa. Ini adalah bagian yang harus dipenuhi manusia. Bagian ini tidak boleh diperhitungkan sebagai jasa seakan-akan keselamatan hasil usaha manusia itu sendiri. Usaha yang merupakan bagian manusia ini harus dipahami sebagai sebuah respon. – Solagracia –
Setelah Tuhan menyediakan anugerah-Nya, Tuhan tidak akan menolong orang yang tidak bertobat atau menolong dirinya sendiri.
Berita Terbaru