Kekafiran
PERNAHKAH KITA BERPIKIR bahwa orang-orang yang mau mengikut Tuhan Yesus pada zaman Kekristenan mula-mula adalah orang-orang yang harus mempertaruhkan nyawa? Berani percaya kepada Tuhan Yesus dan mengaku di muka umum berarti bersedia mati. Sekarang gereja tidak lagi mengalami aniaya seperti pada zaman gereja mula-mula, apakah itu berarti orang percaya bisa tenang? Justru kondisi ini berbahaya bagi iman Kristen yang sejati. Dengan kondisi ini dunia terbuka bagi orang percaya untuk bisa meraih sebanyak-banyaknya yang disediakan dunia. Dunia hari ini mengkondisi Kekristenan dapat dijalani dengan diam-diam. Biasanya orang Kristen merasa sudah menjadi orang percaya yang baik dan membela diri dengan pernyataan bahwa yang penting percaya di hati. Padahal, percaya berarti menyerahkan diri kepada obyek yang dipercayainya. Ini berarti percaya adalah sebuah tindakan, yaitu melakukan yang diinginkan oleh Dia yang dipercayai.
Kita dibesarkan dalam dunia yang semakin fasik dan sarat dengan segala unsur kekafiran yang tanpa kita sadari telah mewarnai hidup kita. Keadaan kita hari ini adalah keadaan manusia yang telah terwarnai oleh banyak unsur kekafiran. Unsur kekafiran tertulis dalam 1Yohanes 2:15-17 yaitu keinginan daging, keinginan mata dan keangkuhan hidup. Dewasa ini orang Kristen hidup di dunia yang memberi peluang sebesar-besarnya untuk ada dalam kenyamanan hidup seperti manusia pada umumnya. Seharusnya kita berpikir bahwa tidak ada pengharapan apa pun yang kita nantikan di bumi ini. Tuhan menghendaki agar tidak ada sisa sedikit pun unsur kekafiran dalam hidup kita. Pada akhirnya, Allah Bapa menghendaki agar suatu hari nanti Bapa menemukan orang-orang yang berkepribadian seperti Anak Tunggal-Nya, sehingga Tuhan Yesus menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
Melepaskan unsur kekafiran dari hidup kita adalah hal yang sulit. Banyak di antara kita yang tidak sanggup atau tidak berani melepaskan semuanya. Tetapi orang Kristen yang mengalami proses ini dengan benar, akan semakin memiliki pesona yang luar biasa. Semua orang akan berkata bahwa orang tersebut berbeda sekali. Perbedaan ini akan menjadi kesaksian yang sangat kuat untuk membuktikan kebenaran Injil. Kalau seseorang belum bisa mengasihi diri sendiri, maka ia tidak dapat mengasihi orang lain. Kalau seseorang belum menyelamatkan dirinya sendiri maka ia tidak dapat menyelamatkan orang lain. Mari berjuang melepaskan unsur kekafiran, dan menfokuskan diri pada Tuhan dan Kerajaan-Nya.
Renungan Harian di Bulan April 2015:
2. Mengikut Tuhan Yesus Berarti Berani Mati
4. Menjadi Sama Dengan Kematian Tuhan
5. Kebangkitan Tanda Kesalehan-Nya
6. Terlepas Dari Unsur Kekafiran
11. Memikirkan Apa Yang Dipikirkan Oleh Allah
13. Sudah Menyelamatkan Dirinya
16. Prestasi Pelayanan Bukanlah Ukuran
17. Memberkati Pekerjaan Tuhan
19. Tidak Berhak Memiliki Hidup
22. Gaya Hidup Yang Bertolak Belakang
23. Tetap Pada Fokus Yang Benar
25. Langkah Memperoleh Mahkota
26. Perjuangan Yang Tidak Sia-Sia
28. Tanggung Jawab Dalam Percaya
Untuk dapat mengakses isi renungan setiap harinya dapat mengunjungi website Truth Media