ANAK ALLAH YANG SAH
SEMUA MAKHLUK yang memiliki roh dari Allah sejatinya adalah anak-anak Allah. Masalahnya adalah apakah setiap orang pantas disebut sebagai anak Allah atau anak manusia. Keadaan manusia yang tidak seperti yang Bapa kehendaki, membuat manusia tersebut tidak bisa dikatakan sebagai anak yang sah, tetapi sebagai anak yang tidak sah. Allah memang menciptakan manusia serupa dan segambar dengan diri-Nya, tetapi manusia pertama belum berkeadaan sempurna. Semua orang percaya harus memiliki ketaatan kepada Bapa seperti Tuhan Yesus. Untuk hal ini orang percaya harus menanggalkan beban dan dosa. Beban adalah keterikatan dengan keindahan dan percintaan dunia ini, sedangkan dosa adalah keterikatan dengan segala keinginan yang bertentangan dengan kehendak Allah. Dengan menanggalkan beban dan dosa tersebut barulah seseorang dapat berlomba, artinya bisa bertumbuh menjadi manusia Allah seperti TuhanYesus.
Kalau kelahiran sebagai anak-anak Allah dipahami sebagai kejadian otomatis atau dengan sendirinya karena merasa sudah percaya kepada Tuhan Yesus, maka tidak ada usaha yang proporsional untuk berjuang menjadi anak-anak Allah. Inilah kebodohan yang ada dalam kehidupan banyak orang Kristen hari ini, yang sesungguhnya membinasakan mereka tanpa mereka sadari. Padahal segala peristiwa kehidupan -yang dialami orang yang menerima Tuhan Yesus dan mengasihi Dia- dijadikan sarana untuk menyempurnakan pribadinya agar menjadi manusia seperti Tuhan Yesus. Menjadi orang Kristen bukanlah proses beragama tetapi proses menjadi manusia sempurna. Dalam kehidupan ini tidak ada hal yang kita anggap berharga selain menjadi anak Allah, sehingga rencana Allah menyelamatkan kita lebih berharga dari segala sesuatu.
Dengan hal ini hendaknya seseorang tidak mudah mengaku sebagai anak Allah yang sah dan merasa layak masuk ke dalam Kerajaan Surga hanya karena menjadi orang Kristen dan merasa sudah percaya kepada Tuhan Yesus. Percaya bukanlah sesuatu yang sederhana. Harus dipahami dengan benar bahwa percaya bukan saja pengaminan akali atau persetujuan pikiran, percaya adalah tindakan selalu melakukan apa pun yang dikehendaki oleh Bapa. Orang percaya harus berusaha mengerti kehendak Allah sampai tingkat sempurna. Hal ini merupakan pergumulan inti orang percaya. Dengan menjadi orang percaya, berarti kita berhutang untuk hidup menurut Roh, bukan menurut daging. Seharusnya yang mengesahkan seseorang anak Allah atau bukan adalah Allah sendiri, bukan manusia. Maka berjuanglah untuk mencapainya.
Renungan Harian di Bulan Juli 2015:
3. MENSAHKAN DIRI SEBAGAI ANAK ALLAH
5. KEBODOHAN YANG MEMBINASAKAN
12. PERLOMBAAN YANG DIWAJIBKAN
Untuk dapat mengakses isi renungan setiap harinya dapat mengunjungi website Truth Media