Menjadi Mukjizat
Dalam berbagai kesempatan baik dalam Khotbah, tulisan-tulisan di buku maupun blog, serta lagu-lagu Kristen kontemporee, didengung-dengungkan bahwa Allah yang kita sembah di dalam nama Yesus adalah Allah yang baik, hebat, berkuasa, mengalahkan allah-allah lain. Mukjizatnya nyata dan tersedia bagi semua orang yang berseru, sehingga yang sakit disembuhkan, yang miskin dikayakan, yang jomblo dinikahkan. Yang penting punya iman.
Amin, Allah kita memang baik dan berkuasa. Tetapi di sisi lain kita perlu paham hawa Ia bukan hanya baik; Ia juga adil. Ia memelihara seluruh ciptaan-Nya dengan sempurna. Orang baik maupun jahat, Kristen maupun atheis, tetap bisa hidup menikmati planet ini apabila hidup bertanggung jawab. Apakah hanya orang Kristen atau orang Israel yang menerima berkat-Nya ? Lalu apakah tidak ada orang Kristen dan tidak ada juga orang Israel yang menderita? Kenyataan hidup ini membuat kita harus berpikir lebih dalam tentang providensia Allah.
Kalau hidup ini ada di dalam providensia-Nuya, maka semakin kita dewasa rohani tentu kita tidak mengandalkan mukjizat-Nya, dalam arti mengharapkan terus—bahkan memaksa—Allah melanggar hukum alam-Nya sendiri guna membela kita. Ya, memang kalau dipikir-pikir hidup ini bisa dipandang suatu mukjizat. Bagaimana tidak, system tubuh manusia ini sangat rumit. Parameter yang diatur Allah agar planet Bumi ini bisa dihuni manusia juga rumit dan pasti bukan kebetulan. Bahkan setetes air saja 1,67×10 molekul H20. Tidakkah itu menakjubkan? Tetapi itu semua sudah dalam hokum alamnya Allah, sehingga bukan lagi mukjizat tetapi bagian dari providensia-Nya.
Dalam edisi kali ini TRUTH mengangkat kebenaran mengenai providensia Allah. Harapan kami adalah agar kita memahami hubungannya dengan tanggung jawab kita sebagai orang percaya. Lebih dari menerima mukjizat Allah, sudah waktunya kita “menjadi mukjizat” bagi orang lain, yaitu menghadirkan Kristus dalam kehidupan kita sehari-hari, sehingga semakin banyak orang yang menjadi selamat oleh karena kita. Bukankah Keselamatan-Nya adalah anugerah yang terbesar melebihi mukjizat ?
Beberapa topic lainnya yang tidak kalah menarik ialah mengenai rebah dalam roh, mengatasi kecanduan teknologi terutama dalam diri generasi muda, serta berkenalan dengan bahasa asli di zaman Perjanjian Baru. Harapan kami, TRUTH semakin membuka pikiran banyak orang mengenai kebenaran yang murni dan mendewasakan.